PALANGKA RAYA,inikalteng.com– Tak puas mendapat apresiasi dari Presiden RI atas trend yang sangat baik di awal tahun 2023 yakni inflasi diangka 5,28%. Pemerintah pusat dan daerah terus melakukan upaya dengan melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor).
Rakor yang dipimpin Mendagri, Tito Karnavian, Senin (13/2/2023). Asisten Ekobang, Leonard S Ampung yang mengikutinya secara virtual, di Aula Jayang Tingang mengatakan, rapat rutin ini, pihaknya tetap konsen pada penanganan inflasi yang terjadi di Kalteng. Pasalnya ada beberapa komoditas yang harus kita jaga dan kawal yaitu beras, cabe, ayam ras dan telur.
“Kita harapkan mendekati bulan puasa dan menjelang hari raya tidak terjadi kenaikan yang terlalu signifikan, karena setiap tahun pasti ada kenaikan kalau mendekati hari raya,” ucapnya.
Dia juga menambahkan Pemprov Kalteng tetap berkolaborasi dan berkoordinasi di tim ini, bagaimana kita tetap melakukan pasar murah, operasi pasar dan yang paling penting memastikan stok seperti beras dan komoditas-komoditas lain yang bisa memicu terjadinya inflasi di Kalimantan Tengah.
“Tentunya kami harapkan pendistribusiannya juga tidak terhambat, sehingga harga-harga tidak sempat naik. Semua anggaran untuk penanganan inflasi ini ada di masing-masing dinas yaitu kurang lebh 30% dari tahun lalu,” jelas Leo.
Sementara, Tito Karnavian saat memimpin rapat menyebut berdasarkan hasil data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan trend yang sangat baik di awal tahun 2023, inflasi berada diangka 5,28%, hal ini berkat kerjasama antara pusat dan daerah. Bapak presiden juga menyampaikan apresiasi atas kerja pemerintahan di daerah.
“Setiap presiden Jokowi berkunjung ke lapangan, beliau pasti akan ke pasar untuk mencek langsung harga-harga. Beliau agak bergembira saat berkunjung minggu lalu ke Medan Sumatera Utara, harga-harga relatif terkendali dan ketersediaan bahan pangan relatif baik. Demikian pula halnya di Loksumawe Aceh, inflasi 4,98% selain bahan pangan tersedia, harga juga relatif stabil,” sebutnya.
Menurut data hasil rilis BPS yang di paparkan oleh Plt. Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa M.Habibullah bahwa inflasi bulan Januari 2023 (m – to – m) sebesar 0,34% yang tersebar pada enam wilayah di Indonesia, yaitu Sumatera tertinggi di Kota Gunungsitoli sebesar 1,87%, Jawa tertinggi di Kota Cirebon 1,17%, Kalimantan tertinggi di Kota Singkawang 0,45%, Sulawesi tertinggi di Luwuk 0,74%, Maluku Papua tertinggi di Kota Sorong 0,96% dan untuk wilayah Bali-Nusa Tenggara inflasi tertinggi di waingapu 1,16%.
“Penyumbang Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, secara m – to – m sebesar 0,30% dan y – on – y 1,51% terdiri dari komoditas beras, cabe merah, cabe rawit dan bawang merah” paparnya.
Lebih lanjut ia mengatakan secara nasional, kenaikan harga tertinggi terjadi di Kota Solok Sumatera Barat, dengan nilai Indikator Perubahan Harga (IPK) 7,25%. Sedangkan penurunan harga tertinggi terjadi di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku dengan nilai IPH -6,78%.
“Komoditas penyumbang kenaikan harga pada minggu kedua Februari 2023 adalah beras di 147 kabupaten/kota (delapan provinsi), bawang merah 130 kabupaten/kota (13 provinsi) dan minyak goreng di 105 kabupaten/kota (11 provinsi). Sedangkan untuk bahan pangan dengan fluktuasi harga tertinggi yaitu cabe merah yang sangat signifikan terjadi di 101 kabupaten/kota pada 11 provinsi di Indonesia,” sebut Habibullah. (ard/red2)
Komentar