oleh

Ary Egahni Kembali Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan, Kali ini di Kecamatan Mantangai

KUALA KAPUAS, inikalteng.com – Anggota Komisi 3 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Daerah Pemilihan Provinsi Kalimantan Tengah, Ary Egahni Ben Bahat SH MH kembali menggelar Sosialisasi Empat Pilar (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika). Sosialisasi kali ini digelar di halaman Kantor Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Bupati Kapuas Ir Ben Brahim S Bahat MM MT, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Kapuas, Camat Mantangai Yubderi, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat serta masyarakat Desa Mantangai Tengah.

Dalam paparannya, Ary Egahni mengatakan, Indonesia adalah negara besar dan memiliki keunikan dengan memiliki Empat Pilar Kebangsaan sebagai Konsensus Bangsa. Pancasila sebagai Ideologi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara, NKRI adalah sebagai harga yang harus dipertahankan, Bhinneka Tunggal Ika adalah sebagai Semboyan Negara.

Dia menegaskan pentingnya menjaga Empat Pilar Kebangsaan tersebut agar generasi muda nantinya mampu mewarisi bangsa dan negara besar ini. Karena kelak generasi mudalah yang akan menjadi pemimpin bangsa ini.

Baca Juga :  Gencarkan Sosialisasi Antisipasi Karhutla

Adapun isi dari Empat Pilar Kebangsaan itu adalah Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai Konstitusi Negara serta Ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Bentuk Negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara.

“Pancasila sebagai Ideologi Negara, seperti yang kita tahu Pancasila sendiri berasal dari dua kata Sanskerta, yakni Panca yang berarti lima dan sila yang berarti prinsip atau asa. Kelima prinsip tersebut juga tercantum dalam paragraf ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945,” ucapnya, Jumat (18/6/2021).

UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis, konstitusi Pemerintahan Negara Republik Indonesia saat ini. NKRI berasal dari singkatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdiri dari Sabang sampai Merauke. NKRI berdiri sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 oleh Ir Soekarno dan Mohammad Hatta.

Baca Juga :  Panitia Paskah Nasional Keliling Sosialisasikan Paskah Nasional 2024

Bhinneka Tunggal Ika merupakan motto atau semboyan Bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang Negara Indonesia, Garuda Pancasila. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah berbeda-beda tetapi tetap satu.

Dikatakan, kepemimpinan merupakan sebuah hal yang dibutuhkan dalam sebuah kelompok supaya tujuan dapat tercapai. Tanpa adanya satu pun pihak yang berjiwa pemimpin, tujuan sulit untuk dicapai karena tidak ada sosok yang bisa dijadikan pegangan.

“Pengertian kepemimpinan secara umum adalah sebuah kemampuan yang terdapat di dalam diri seseorang untuk bisa mempengaruhi orang lain atau memandu pihak tertentu untuk mencapai suatu tujuan,” jelas Ary Egahni.

Oleh karena itu, lanjutnya, demi mencapai tujuan untuk mewujudkan Empat Pilar Kebangsaan diperlukan pemuda-pemudi yang tangguh dan memiliki jiwa kepemimpinan agar mampu menjadi panutan bagi rekan-rekannya.

Tujuan lain dari kepemimpinan adalah untuk memotivasi orang lain agar bisa melakukan sebuah hal dengan baik dan memaksimalkan kemampuan. Bila tidak ada sosok pemimpin, banyak yang akan mengalami demotivasi karena tidak terpacu akan sesuatu atau tidak merasa memiliki kewajiban untuk melakukan hal tertentu.

Baca Juga :  Kadis Kominfo SP Mura Ikuti Sosialisasi Kesadaran Keamanan Informasi Lewat Zoom

“Jadi untuk mewujudkan Empat Pilar Kebangsaan itu, kita juga harus saling memotivasi sesama kita, agar rekan-rekan kita merasa terpacu berkewajiban untuk mewujudkan Empat Pilar Kebangsaan tersebut,” imbuhnya.

Ary Egahni juga mengingatkan kepada masyarakat Kecamatan Mantangai khususnya yang menghadiri kegiatan tersebut untuk senantiasa mematuhi protokol kesehatan Covid-19 yang berlaku agar angka persebebaran Covid-19 dapat diatasi.

“Ayo kita bersama-sama melawan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan di keseharian kita. Semua ini bisa kita atasi dengan kebersamaan, kekompakkan dan persaudaraan tanpa membedakan warna kulit, suku dan agama. Karena semua orang yang ada di Kabupaten Kapuas dan Kalimantan Tengah adalah bersaudara walaupun tidak sedarah,” pungkasnya. (*/red)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA