Baling-baling tak Berfungsi, Pesawat Nam Air Jurusan Surabaya-Sampit Sempat Gagal Terbang

SAMPIT, inikalteng.com – Pesawat Nam Air ATR 600 yang berangkat dari Bandar Udara (Bandara) Juanda Surabaya, Jawa Timur menuju Bandara H Asan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, Senin (22/3/2021) sore, dikabarkan gagal mendarat. Kegagalan itu lantaran pesawat mengalami kerusakan baling-baling bagian kiri. Beruntung dalam kejadian itu pesawat masih bisa kembali ke Surabaya setelah sempat puluhan menit mengudara.

Wahyu, yang yang bertugas di bagian Tiketing Nam Air Bandara H Asan Sampit mengatakan, pihaknya tidak mengetahui apa penyebab pasti hingga pesawat tersebut gagal mendarat.

“Kami hanya tahu ada keberangkatanz kemudian kembali lagi. Penumpang yang gagal mendarat kemarin, terbang lagi ke Sampit pada hari ini bersama penumpang lainnya yang memesan tiket pada hari ini juga. Diperkirakan akan tiba pukul 16.00 WIB,” ungkap Wahyu, Selasa (23/3/2021).

Baca Juga :  Upacara Hari Bhakti Adhyaksa ke-62, Kajari Mura Tekankan 7 Poin Penting

Sementara itu, Kepala Bandara H Asan Sampit Davis Maarang saat ditemui di ruang kerjanya, tidak berkenan memberikan keterangan.

Namun di tempat terpisah, salah seorang penumpang pesawat yang sempat gagal mendarat tersebut, Sugeng, mengakui saat itu semua penumpang pesawat panik. Terutama ibu-ibu yang sempat berteriak-teriak, karena khawatir pesawat jatuh.

“Pramugarinya juga mengatakan bahwa baling-baling sebelah kiri mati. Sehingga penumpang panik, karena khawatir pesawat jatuh ke laut,” ujar dr Spesialis Penyakit Saraf di Sampit tersebut.

Diceritakan Sugeng, sebelumya dia ingin pulang ke Sampit setelah menghadiri acara keluarga. Namun dia tidak sempat membeli tiket pesawat dari Jakarta menuju Palangka Raya, karena sudah habis terjual. Sehingga harus melalui Surabaya menggunakan Pesawat Nam Air ATR 600.

Baca Juga :  Dituding Nikmati Hasil Selisih Anggaran, PH Terdakwa Ajukan Eksepsi

Keberangkatan pesawat itu sendiri mengalami keterlambatan sekitar 15 menit, karena petugas harus memeriksa kondisi pesawat. Sebenarnya, hal itu sudah membuat Sugeng merasa tidak enak. Ketika pesawat berangkat, Sugeng hanya pasrah dan berdoa kepada Allah SWT untuk diberikan keselamatan.

“Ketika pesawat sudah berangkat, dan saat berada di atas Laut Jawa, tiba-tiba pramugari mengatakan bahwa pesawat akan kembali ke Bandara Juanda, akibat baling-baling kiri mati,” ujarnya.

Baca Juga :  APBD 2022 Harus Perhatikan Program Krusial

“Alhamdulillah kami semua selamat, tidak ada penumpang yang luka-luka dalam kejadian itu, saya juga di dalam pesawat terus berdoa,” kata Sugeng.

Setalah tiba di Bandara Juanda, Sugeng sempat menemui pilot pesawat tersebut, dan “mengangkat topi” kepada sang pilot.

“Saya sempat angkat topi kepada pilot tersebut, dan dia membalas dengan jempol, serta berkata kita akan berangkat menggunakan pesawat yang baru,” terang Sugeng.

Sugeng juga menceritakan bahwa sebelum berangkat, sempat menuliskan pesan kepada anaknya, serta memberitahukan tempat penyimpanan buku-buku ATM dan lainnya. Karena dirinya memiliki firasat tidak enak. “Allah berkata lain dan Allah masih menyelamatkan kami,” ucapnya. (ya/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA