oleh

Banyak Faktor Penyebab Banjir di Kotim

SAMPIT, inikalteng.com – Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Kotim H Rudianur, menanggapi soal bencana banjir yang sudah seringkali melanda wilayah Kabupaten Kotim dalam beberapa bulan terakhir ini.

“Kalau masalah banjir ini menurut saya. Pertama penyebab banjir curah hujan yang sangat tinggi, tidak usah jauh-jauh di Kotim sendiri dan wilayah Kabupaten sekitarnya selalu mengalami hujan yang sangat ekstrim, pagi, sore, siang dan malam hujan terus,” ujarnya, Rabu (16/11/2022).

Menurut politisi Partai Golkar ini, penyebab lain bencana banjir ini dimungkinkan penggundukan hutan, bisa oleh HPH, oleh masyarakat maupun oleh perkebunan.

“Walau HPH itu dengan aturan-aturannya ada reboisasi dan mengamankan, menurut saya itu adalah persoalan klasik saja, karena itu kan ada siklus pertumbuhan tanaman pohon yang tumbuh di hutan yang sebagian besar fungsinya untuk menyerap air, namun kita ketahui sendiri mayoritas yang ada di tempat kita sekarang ini tanaman kelapa sawit,” ungkap Rudianur.

Baca Juga :  Masyarakat Diharapkan Terbuka Jika Terpapar Covid-19

Sementara itu terkait dengan masyarakat yang masih memanfaatkan kayu untuk kebutuhan lokal karena kian tahun penduduk makin banyak, lapangan usaha yang kompetitif, tentu saja mereka merambah apa yang mereka bisa mereka kerjakan, daripada mereka tidak berusaha atau sebagai pencuri dan lain sebagainya, lebih baik mereka berusaha.

Baca Juga :  Harus Diawasi, Data TKA di Kotim Sering Tidak Sesuai Kenyataan

Karena semakin banyaknya jumlah penduduk tentu saja terjadi penebangan hutan dan lain sebagainya. “Hal itu saya yakini tidak mungkin hanya terjadi di Kabupaten Kotim saja, di tempat lain juga terjadi juga bukan hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia,” tegasnya.

Ia mengungkapkan, masalah banjir dan hujan ini terjadi misalnya penguapan akibat dampak rumah kaca, suhu bumi ini menjadi naik, atau terjadi melelehnya es di kutub lalu terjadi penguapan.

Sehingga penguapan ini mungkin awan yang ada asalnya di daerah Afrika atau Atlantik, dibawa oleh angin ke Australia lebih dulu, kemudian dibawa lagi ke Papua Nugini terus tertiup lagi ke Kalimantan sampai hujan di wilayah Kalteng termasuk Kotim ini.

Baca Juga :  Pengendalian Inflasi Harus Berkelanjutan

Legislator yang sudah menjabat dua periode di DPRD Kotim ini juga menyebut faktor lain terjadinya banjir juga karena dipengaruhi oleh pendangkalan sungai. Sungai yang semakin dangkal itu akan terus menyebabkan erosi.

“Karena itu hal ini sudah seharusnya menjadi tanggung jawab kita bersama untuk sama-sama menjaga kelestarian hutan serta menjaga kebersihan sungai agar tidak terjadi pendangkalan. Sehingga apabila curah hujan tinggi dan banjir terjadi genangan airnya tidak berlangsung lama karena arusnya mengalir,” kata Rudianur. (ya/red1)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA