SAMPIT, inikalteng.com – Sekretaris Fraksi Gerindra, Juliansyah merasa prihatin terhadap hasil komoditas masyarakat yang tidak sebanding dengan biaya hidup saat ini. Pemerintah memang harus hadir dalam penanganannya melalui kebijakan intervensi di pasar. Meski begitu, harga komoditas tersebut bisa diperbaiki ketika ada industri hilir pengolah barang jadi atau setengah jadi dari karet tersebut.
”Misalkan nanti ketika ada pabrik ban atau pabrik setengah jadi atau permintaan dari sektor usaha jual beli aspal dengan campuran karet, maka saya harapkan harga akan meningkat, khususnya untuk karet,” kata Juliansyah, Sabtu (19/11/2022).
Begitu pula dengan rotan. Akar persoalan utamanya adalah dilarang ekspor ke luar negeri. Padahal, jika keran ekspor dibuka, harga di tingkat petani akan lebih baik. “Kalau rotan ini artinya harus revisi aturan larangan ekspor rotan, dan ini harus dilakukan daerah-daerah yang terimbas,” ucapnya.
Menurutnya, harga jual saat ini, yakni karet, hanya dihargai Rp500 ribu per kuintal. Begitu juga dengan rotan, harganya berfluktuasi, yakni Rp400 – Rp500 ribu per kuintal. Harga itu memang tidak sebanding. Untuk karet, harga idealnya Rp1 juta per kuintal, sedangkan rotan minimal Rp700 ribu per kuintal.
“Kalau menurut saya, harga idealnya menyesuaikan dengan harga kebutuhan hidup yang terus meningkat selama ini,” ujar Juliansyah.(ya/red1)
Komentar