NANGA BULIK, inikalteng.com – Mencegah penyakit Kaki Gajah, Jajaran Pemkab Lamandau sedang melakukan Survey Darah Jari (SDJ) atau melakukan uji sampel keberadaan Cacing Filariasis yang menyebabkan penyakit Kaki Gajah.
Untuk itu, masyarakat Kabupaten Lamandau tidak perlu terkejut jika tiba-tiba didatangi petugas kesehatan di malam hari, yang ingin mengambil sampel darah dari jari. SDJ hanya dilakukan pada malam hari, karena Mikro Filaria atau Cacing Filaria hanya mencari makan pada malam hari, sehingga memudahkan untuk mengidentifikasi apakah orang tersebut di dalam tubuhnya terdapat Cacing Filaria atau tidak.
Kepala Dinas Kesehatan Lamandau Rosmawati, Senin (21/11/2022), mengatakan, masyarakat sudah diberi obat pencegah atau pembasmi Kaki Gajah selama lima tahun berturut-turut. Sehingga kegiatan yang dilakukan, merupakan upaya screening terhadap warga, apakah masih ada yang menderita atau tertular penyakit Kaki Gajah atau Filariasis.
“Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan Cacing Nematoda golongan Filaria yang hidup di saluran dan kelenjar limfe, ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk melalui gigitan, antara lain nyamuk Anopheles, Aedes, Culex, Mansonia, dan Armigeres. Filariasis tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi penyebab utama kecacatan, kemiskinan, dan masalah sosial,” terangnya.
Disebutkan, surveilans dampak Filariasis dilakukan mulai 15 November 2022 lalu. Wilayah Lamandau yang terpilih untuk dilakukan uji sampel adalah wilayah Puskesmas Kecamatan BUlik, yakni Kelurahan Nangabulik, Kujan, Nanga Pamalontian, dan Perigi.
Kemudian wilayah Puskesmas Arga Mulya dan Puskesmas Sematu Jaya, di Desa Sumber Mulya, Purwareja, Tri Tunggal, Mekar Mulya, dan Batu Hambawang. Lalu wilayah Puskesmas Bayat dan Kinipan, di Desa Sumber Cahaya, Kahingai, dan Ginih. Sedangkan di wilayah Puskesmas Arga Mulya, Kawa, dan Merambang adalah di Desa Bukit Indah, Arga Mulya, Penopa, dan Toka.
Selanjutnya di wilayah Puskesmas Delang adalah di Desa Nyalang, Pedongatan, Samu Jaya, dan Kangkalo. Sedangkan di wilayah Puskesmas Melata, di Desa Bukit Raya, Nanuah, Bukit Makmur, Mukti Manunggal, dan Bukit Harum.
“Setelah semua sampel darah terkumpul, akan dikirim ke laboratorium Banjarbaru untuk mendeteksi keberadaan cacing tersebut,” tutup Rosmawati. (nat/red2)