PURUK CAHU, inikalteng.com – Belum lama ini, beredar kabar di sejumlah media massa terkait gelombang panas yang tengah melanda beberapa negara di Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China dan Thailand.
Menyikapi informasi terkait cuaca panas tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Murung Raya (Mura), Suwirman, Jumat (28/4/2023) mengungkapkan, berdasarkan informasi survei Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca panas tidak biasa yang terjadi di Indonesia tidak termasuk gelombang panas seperti yang terjadi di beberapa wilayah Asia.
“Indonesia tidak termasuk daftar negara yang dilanda gelombang panas, sekarang kita berada di suhu 32° sampai 34° celcius dan rata-rata paling tinggi 37° celcius, nah yang dibilang gelombang panas itu 5° celcius meningkat dari rata-rata. Berarti kalau kita jumlahkan 37 °+5° = 42° celcius dalam lima hari berturut-turut barulah kita dibilang dilanda gelombang panas,” jelasnya.
Suwirman menegaskan, informasi yang ia sampaikan agar masyarakat Murung Raya tidak panik, cemas dan khawatir berlebih terhadap cuaca panas tidak biasa yang terjadi.
“Memang di Kabupaten Murung Raya terjadi kenaikan suhu dari sebelumnya kita merasakan semua suhu panas ini, tetapi ini bukan gelombang panas,” terangnya.
Menurut Kepala Dinkes Mura, aturan khusus untuk penanganan gelombang panas itu pun disebut Suwirman belum ada, “karena kita belum sampai ke titik itu,” bebernya.
Namun walaupun tidak adanya aturan terkait gelombang panas, ia tetap mengimbau agar masyarakat selalu waspada terhadap cuaca panas atau suhu yang meningkat sedang terjadi di wilayah kabupaten setempat.
“Mungkin hal-hal yang perlu kita perhatikan disini, dari kenaikan suhu bisa berdampak pada masing-masing orang, terkhusus anak-anak dan orang lanjut usia (lansia) karena mereka yang lebih rentan,” ungkapnya.
Suwriman menyebut, efek dari cuaca panas yaitu dehidrasi (kurang cairan), sakit kepala karena terlalu lama berada di bawah terik matahari, alergi kulit oleh karena paparan panas, dan Inpefksi Saluran Pernafasan (ISPA) karena debu yang meningkat.
Tetapi, menurutnya, untuk usia produktif tubuh sedang maksimal, jadi tidak begitu rentan sakit akibat cuaca panas.
Seluruh masyarakat ia imbau untuk menghindari beberapa hal, seperti perbanyak minum air putih dari pada minuman dingin, berkafein, alkohol, minuman manis berlebih, menghindari kontak langsung dengan paparan sinar matahari di luar rumah yang terlalu lama misal dari pukul 11.00 sampai pukul 15.00 WIB.
Saat keluar rumah saran dia, gunakan payung, gunakan baju yang berbahan ringan dan longgar dari pada kain tebal berlebih, hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas, terkahir hindari makanan rendah gizi.
“Saran untuk masyarakat terkait minum air putih 2 liter per hari, jangan kurang dari situ apalagi untuk cuaca seperti saat ini terkhusus orang tidak berpenyakit, Tetapi kalau orang memiliki penyakit ginjal atau jantung penyakitnya tidak bisa kita samakan untuk konsumsi air putih. Karena mereka punya ukuran khusus air putihnya berbeda dengan orang normal. Kalau kita samakan, bisa memperberat penyakitnya” kata Suwirman. (dy/red4)