PELANTARAN, KOTIM, inikalteng.com – Konflik akibat sengketa lahan berkepanjangan kembali terjadi Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Kali ini terjadi di wilayah Desa Pelantaran, Kecamatan Cempaga Hulu, Kotim. Ratusan massa masuk secara paksa untuk menguasai lahan sengketa antara Hok Kim alias Acen dan Alpin cs tersebut sejak Rabu, 8 Februari 2023.
Kondisi ini membuat warga Pelantaran resah dan bahkan marah. Sehingga ratusan warga desa setempat terpaksa mendatangi lahan itu dan mengusir massa yang diduga dibayar oleh Acen dari lahan yang sempat mereka kuasai.
Dengan pengawalan aparat Kepolisian dari Polres Kotim, ratusan massa tak dikenal itu keluar dari lokasi lahan sengketa berisi kebun kelapa sawit dengan luas sekitar 700 hektar tersebut.

Arbani, salah seorang Ketua RT di Desa Pelantaran menjelaskan, suasana desa sempat mencekam akibat aksi dari orang-orang yang diduga massa bayaran Acen. Mereka sambil membawa senjata tajam (sajam) merangsek masuk ke lahan pada Rabu, 8 Februari, sekitar pukul 18.00 WIB.
“Masyarakat Pelantaran yang mendengar adanya ratusan orang tak dikenal sambil membawa sajam, melakukan pengrusakan di lahan sengketa,” jelas Arbani kepada wartawan, Sabtu (11/2/2023).
Menurut Arbani, untungnya masyarakat Desa Pelantaran tidak terpancing dengan ulah massa tersebut. Masyarakat dibantu pihak aparat berwajib berhasil memulangkan massa tersebut. Sehingga tidak sampai menimbulkan konflik di antara kedua belah pihak.
“Kami masyarakat Pelantaran meminta agar semua pihak yang bersengketa untuk tidak membuat gaduh. Kalau ingin menyelesaikan, silahkan gunakan prosedur dan proses hukum yang ada. Jangan malah memperkeruh keadaan dan mengganggu ketertiban di tempat kami,” tegas Arbani.
Meski demikian, dia juga mengaku merasa kasihan dengan massa yang berada di kebun sengketa itu, karena sempat tidak jelas nasibnya. Untungnya masyarakat Pelantaran berbaik hati untuk mengantarkan mereka makanan hingga kita dicarikan sarana transportasi untuk mereka pulang ke tempat asalnya. “Biar bagaimanapun, mereka itu saudara kita juga, yang diduga hanya diperalat oleh pihak yang ingin menguasai lahan sengketa tersebut,” ucap Arbani.
Sementara itu, informasi yang didapat, ratusan massa tersebut melalui sèjumlah perwakilan mereka langsung mendatangi pihak yang diduga menjanjikan bayaran untuk menagih imbalan yang sudah mereka sepakati. (*nl/red1)