oleh

Dilema Lingkungan Kalimantan Tengah: Karhutla dan Asap yang Menghantui Kehidupan Sehari-hari

PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Dalam gemuruh kehidupan sehari-hari di Kalimantan Tengah, terdapat bayang-bayang gelap yang mengganggu ketenangan: karthula dan asap. Kedua masalah ini telah menjadi cerita pahit yang melekat di kehidupan masyarakat setempat, menyulitkan setiap langkah yang mereka ambil. Kehidupan yang seharusnya diwarnai oleh keindahan alam, kini ditembus oleh asap tebal dan ketakutan akan karthula yang terus menerus.

Karthula: Tantangan yang Terus Berkobar

Setiap tahun, datanglah musim kemarau, membawa angin panas yang membakar dan membawa karthula bersamanya. Hutan-hutan yang seharusnya menjadi penopang kehidupan, kini terancam oleh nyala api yang tak terkendali. Pembukaan lahan ilegal dan pertanian berlebihan menjadi penyebab utama, menciptakan padang gurun di tanah yang subur. Tanaman yang harusnya tumbuh subur, kini layu tak berdaya, dan hewan-hewan yang bergantung pada hutan ini terpaksa mencari tempat lain. Berdasarkan pantuan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) per tanggal 29 September 2023 kondisi udara di Kota Palangka Raya berada pada posisi Merah, SANGAT TIDAK SEHAT, kondisi ini akibat dampak dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi.

Baca Juga :  Pentingnya Pelaku Usaha Peduli Lingkungan

Asap: Ancaman Tak Terlihat yang Membelenggu

Namun, ketika api padam, masalah belum berakhir. Asap tebal menyelimuti langit, meracuni udara yang mereka hirup. Penduduk lokal, khususnya anak-anak dan lansia, menderita akibat pernapasan yang buruk. Penyakit pernapasan menjadi epidemik yang mengancam nyawa mereka. Para pedagang juga merasakan dampaknya, dengan penurunan drastis dalam jumlah pelanggan yang berani keluar rumah. PV, seorang ibu rumah tangga, berkata dengan nada frustasi, “Saya harus mengunci anak-anak saya di dalam rumah karena asap. Mereka tidak bisa bermain di luar seperti anak-anak di tempat lain. Ini bukan kehidupan yang ingin saya berikan kepada mereka.”

Baca Juga :  Era Society 5.0, Masyarakat Didorong Lebih Berinovasi

Respons Bersama: Menghadapi Tantangan Lingkungan

Mengatasi masalah ini membutuhkan kerjasama yang solid dari semua pihak. Pemerintah Kalimantan Tengah telah memperketat penegakan hukum terhadap pembukaan lahan ilegal dan membentuk tim tanggap karthula yang siaga 24 jam. Namun, penegakan hukum saja tidak cukup. Masyarakat juga harus diberdayakan melalui pendidikan dan kesadaran lingkungan. Program sosialisasi tentang bahaya karthula dan asap harus digencarkan untuk mengubah perilaku dan membangun pemahaman bersama. Dalam rangka mendukung upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di desa Tumbang Nusa dan Tanjung Taruna, Kabupaten Pulang Pisau yang menjadi salah satu sumber masuknya asap ke kota Palangka Raya, Tim Karhutla Dinas ESDM Provinsi Kalimantan Tengah berpartisipasi dan bergabung dengan Tim Satgas BPBPK Provinsi Kalimantan Tengah dalam penanganan Karhutla di Desa Tumbang Nusa dan Tanjung Taruna, Kecamatan Jabiren, Kabupaten Pulang Pisau, Minggu (1/10/2023).

Baca Juga :  DPRD Gumas Imbau Warga Jangan Golput

 Melangkah Bersama ke Masa Depan yang Lebih Hijau

Dalam perjuangan melawan karthula dan asap, kerjasama adalah kunci. Masyarakat, pemerintah, dan media harus bersatu untuk mengatasi tantangan lingkungan ini. Hanya dengan tangan yang bergandengan, mereka dapat melindungi Kalimantan Tengah dari ancaman yang menghantui keberlanjutan hidup. (tef/red4)

 

Referensi:

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. (2023). Laporan Kebakaran Hutan dan Lahan Tahunan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. (2023). Data Kualitas Udara Terkini di Kalimantan Tengah.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA