SAMPIT – Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kotawaringin Timur (DLH Kotim) akan segera mengecek kondisi di sungai Desa Pemantang Kecamatan Mentaya Hulu, Kotim, yang dikabarkan terdapat ribuan ikan mati secara misterius sejak Sabtu (9/11/2019) lalu.
Kepala DLH Kotim Sanggul Lumban Gaol mengatakan, pihaknya memang belum mendapat laporan resmi dari warga desa maupun perangkat desa setempat terkait informasi matinya ribuan ikan tersebut.
“Saya akan cek ke TKP terkait ribuan ikan yang mati di sungai Desa Pemantang tersebut,” ujar Sanggul Lumban Gaol kepada wartawan di Sampit, Senin (11/11/2019).
Pihaknya akan mengambil sampel air sungai di desa itu, guna bisa mendeteksi apa penyebab ribuan ikan mati tersebut. Hal itu harus dilakukan untuk mengetahui apakah sungainya tercemar limbah sawit apa tidak, ataukah air sungai itu mengandung racun atau tidak.
“Nanti air sungainya kita cek ke laboratorium. Saya berharap perangkat desa di sana bisa bekerja sama. Jangan lagi hal hal seperti ini dibiarkan dan membuat warga resah,” kata Sanggul.
Informasi yang dihimpun, saat ini warga Desa Pemantang sudah mulai mengalami dampak negatif dari air sungai di desa mereka. Ada yang menderita gatal-gatal di kulit, lantaran mandi di sungai tersebut. Namun hingga kini masih belum ada tindakan dari pihak manapun, baik dari petugas Kesehatan maupun dan perangkat desa setempat.
Sebelumnya diberitakan, sejak Sabtu (9/11/2019), warga Desa Pemantang, Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotim, Kalteng, digegerkan dengan matinya ribuan ikan secara misterius dan mengapung di aliran sungai desa setempat. Kematian ikan secara mendadak ini belum diketahui apa penyebabnya.
Di sungai itu, tampak bangkai berbagai ikan mengapung seperti ikan tapah, baung, lais dan lain sebagainya. Masyarakat Desa Pemantang sendiri mengaku tidak tahu apa penyebabnya.(red)
Komentar