PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Dr Andrie Elia SE MSi menegaskan, saat ini tuntutan utama dari seorang dosen tidak cukup hanya berbekal kemampuan di bidang ilmu saja, tetapi perlu didukung dengan kemampuan pedagogis dan pembelajaran. Dosen juga bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas/mutu lulusan, sehingga mampu bersaing di dunia kerja. Keterserapan lulusan di dunia kerja, menjadi salah satu parameter utama dalam pengukuran kualitas Pendidikan Tinggi di Indonesia (IAPS BAN PT, 2019). Pola pembelajaran tidak bisa lagi memakai pola yang lama. Dosen harus mampu mengikuti perkembangan teknologi, sehingga mampu menghasilkan lulusan berdaya saing tinggi.
Penegasan itu disampaikan Rektor UPR dalam sambutannya ketika membuka Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) Tahun 2021 secara zoom meeting dari kerjanya, Senin (11/10/2021).
Dikatakan, pelatihan ini dilaksanakan berdasarkan surat Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Nomor 1955/E4/KK.01.01/2021, tanggal 11 Juli 2021, tentang Hasil Seleksi Penyelenggara Pelatihan PEKERTI dan Applied Approach (AA). Di mana UPR terpilih sebagai penyelenggara pelatihan guna pemenuhan persyaratan Sertifikasi Pendidik untuk Dosen (SERDOS).
“Pelatihan PEKERTI ditujukan untuk dosen muda, yang merupakan sebuah program pelatihan yang dapat dimanfaatkan dalam rangka peningkatan kompetensi profesional dosen dalam memangku jabatan fungsional, terutama dalam peningkatan keterampilan pedagogis,” kata Andrie Elia.
Dijelaskan Rektor, PEKERTI menjadi penting dalam pengembangan profesionalisme dosen. Karena kurikulum yang ditetapkan oleh DIKTI sejalan dengan amanat UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Sedangkan beban kerja dosen mencakup kegiatan pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan proses, penilaian hasil pembelajaran, pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian. Di samping itu, melaksanakan tugas tambahan dan pengabdian kepada masyarakat.
Materi yang dirancang untuk dilatih dalam program PEKERTI sudah diarahkan untuk memenuhi Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi, materi tersebut antara lain sesi khusus Metode Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning) dan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Cased Based Learning). Materi lain yang juga diharapkan dapat melengkapi para peserta PEKERTI adalah terkait perancangan kurikulum Perguruan Tinggi yang mendukung implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
“Kami harapkan semua peserta dapat mengikuti kegiatan ini secara penuh, agar dapat menerapkan hasil pelatihan ini sebaik-baiknya dalam rangka meningkatkan profesionalisme sebagai dosen di Perguruan Tinggi,” kata Andrie Elia.
Kegiatan Pelatihan PEKERTI ini dilaksanakan selama delapan hari, dengan memadukan materi tatap muka sebanyak 64 jam pelajaran (JP) dan pembelajaran mandiri 20 JP. Pembukaan kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan peserta di antaranya dari UPR 38 orang, Universitas Khairun 1 orang, Universitas Fajar Makassar 1 orang, Universitas PGRI Palangka Raya 2 orang, Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) 18 orang, dan Universitas Muhammadiyah 3 orang. (*/red)