SAMPIT, inikalteng.com – Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kotim Riskon Fabiansyah mendukung langkah pemerintah daerah membeli excavator amfhibi untuk penanganan banjir di wilayah Kota Sampit dan sekitarnya. Diharapkan alat berat ini menjadi solusi penyelesaian persoalan banjir khususnya di Kota Sampit.
“Kita berharap ke depan memang ekskavator amfhibi ini diefektifkan dan disiagakan, khususnya di dalam perkotaan di daerah titik-titik yang rawan banjir,” kata Riskon, Selasa (30/5/2023).
Alat berat seharga Rp5,3 miliar ini digunakan untuk pencegahan banjir di Sampit yang meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang dengan mengeruk sungai kecil dan drainase yang dangkal.
Riskon merupakan salah satu legislator yang getol menyoroti penanganan banjir di Kota Sampit, dan sering menerima keluhan masyarakat serta turun langsung ke beberapa titik permukiman yang kerap dilanda banjir di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang yang merupakan daerah pemilihan yang diwakilinya.
Menurutnya, banjir di perkotaan bisa saja dipicu oleh saluran drainase yang belum pernah dinormalisasi. Ada pula yang mungkin telah dilakukan normalisasi namun sudah dalam jangka waktu yang lama sehingga kembali terjadi pendangkalan. “Sebelum difungsikan, kami berharap dipetakan dulu mana daerah yang saluran drainase dalam perkotaan ini yang memang daerah rawan banjir, seperti halnya di daerah Sungai Sampurna di belakang SD Sawahan itu memang menjadi salah satu daerah rawan banjir karena hampir sekian tahun tidak pernah dibersihkan,” kata Riskon.
Excavator amfhibi berbobot 8 ton itu kombinasi rakitan dalam negeri dan Jepang. Pengadaannya dibeli melalui e-katalog dengan harga sekitar Rp5,3 miliar atau lebih dari dua kali lipat harga excavator biasa.
Penggunaan excavator amfhibi ini diharapkan efektif untuk mengeruk sedimentasi lumpur yang selama ini menimbulkan pendangkalan sungai-sungai kecil yang ada di Sampit, meliputi Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang.
Ponton excavator ini bisa digerakkan melebar dan mengecil sehingga bisa digunakan di sungai yang lebar maupun sedikit kecil. Setelah dikeruk diharapkan sungai-sungai kecil yang membelah Kota Sampit akan mengalirkan air lancar ke Sungai Mentaya, sehingga air tidak sampai terhambat dan menggenangi Kota Sampit. (ya/red1)