BI Kalteng Dorong UMKM Naik Kelas Menuju Pasar Global
PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalteng menyebut, pada 2021 ekonomi Kalteng tumbuh 3,40 persen (yoy). Kondisi itu, lebih baik dibandingkan 2020 yang masih mengalami kontraksi sebesar 1,41 persen (yoy).
Kepala Kantor Perwakilan BI Kalteng Yura Djalins dalam Diseminasi Laporan Perekonomian Kalteng Periode Februari 2022 secara daring, dengan topik utama UMKM Naik Kelas, Menuju pasar Global, Kamis (31/3/2022), mengatakan, pertumbuhan ekonomi Kalteng 2021 antara lain didorong peningkatan ekspor barang dan jasa mencapai sebesar 5,94 persen (yoy). Di mana kontribusi ekspor terhadap ekonomi Kalteng, tercatat mencapai 47,26 persen.
Dalam kegiatan yang dihadiri lebih dari 200 peserta yang berasal dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perbankan, akademisi, pelaku usaha, media massa, dan mahasiswa di Kalteng ini, dijelaskan, capaian vaksinasi yang terus meningkat sejalan dengan jumlah kasus Covid-19 yang terus menurun, berdampak pada membaiknya kondisi konsumsi rumah tangga.
“Apabila ditinjau berdasarkan struktural, ekspor Kalteng masih didominasi komoditas sektor pertambangan. Di mana berdasarkan data Bank Indonesia, kontribusi komoditas batu bara pada 2021 mencapai sekitar 61,51 persen dari total ekspor barang dan jasa. Melihat prakiraaan era sunset batu bara yang akan dimulai 2026, seiring upaya global menurunkan emisi karbon yang termuat dalam pelaksanaan konferensi COP26 pada akhir 2021, maka Bank Indonesia dan pemerintah daerah terus mendorong UMKM Kalteng untuk dapat naik kelas dan mampu memasarkan produknya secara global (ekspor),” ungkapnya.
Menurutnya, hal itu sejalan dengan program BI dan Pemerintah Daerah dalam beberapa tahun terakhir, yang terus mendorong UMKM agar meningkatkan kapasitas dan kualitas produknya melalui berbagai kegiatan pelatihan dan kurasi yang dilakukan. Termasuk di dalamnya mendorong UMKM untuk go digital, melalui kegiatan onboarding UMKM dalam bentuk pelatihan pemasaran produk secara digital pada berbagai platform penjualan daring yang tersedia, maupun fasilitasi penyediaan website belanjakalteng.com, khusus untuk pemasaran produk UMKM Kalteng.
Lebih lanjut Yura, menuturkan, setelah UMKM dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya serta go digital, adalah mendorong UMKM untuk dapat bersaing dan masuk di pasar global. Saat ini peluang produk UMKM untuk di ekspor sangat luas, mulai dari kebijakan pemerintah yang mempermudah ekspor produk UMKM, sampai pada banyaknya keberadaan start-up atau aggregator yang siap menghubungkan produk UMKM kepada pelanggan atau konsumen di luar negeri.
“Dengan wilayah yang luas, Kalteng tentunya memiliki banyak potensi komoditas yang berpotensi untuk di ekspor, antara lain seperti sarang burung walet, kerajinan rotan, ubi porang, udang vaname, ikan botia, dan saluang. Pada 2021, Bank Indonesia melalui Kantor Perwakilan di dalam dan luar negeri, telah secara aktif mengenalkan dan mempromosikan produk UMKM Kalteng ke berbagai negara, seperti Inggris, Jepang, dan Singapura,” imbuh Yura Djalins.
Ke depan, dengan kolaborasi dan sinergi yang terjalin selama ini dengan berbagai pihak, diharapkan dapat mendorong UMKM Kalteng naik kelas dan mampu bersaing di pasar global. Selain itu dengan peningkatan ekspor produk UMKM, akan memberikan peningkatan nilai tambah bagi UMKM itu sendiri, dan juga dapat menambah devisa negara hasil ekspor. Pada akhirnya, akan berdampak pada stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara lain.
Sementara Deputi Direktur BI Tokyo Diana Permatasari dalam paparannya, menyampaikan peluang produk kerajinan, kopi, dan makanan dari Indonesia ke Jepang masih cukup besar, mengingat konsumen Jepang terbuka dengan produk-produk baru. Sepanjang 2021 sampai dengan Maret 2022, BI Tokyo telah melakukan 10 kegiatan promosi perdagangan dan Business Matching yang melibatkan berbagai produk UMKM dari Indonesia, termasuk UMKM binaan BI Kalteng, dan memperoleh tanggapan positif dari masyarakat Jepang.
Dia merinci syarat wajib yang perlu diperhatikan UMKM di Indonesia, agar produknya dapat masuk dan dipasarkan di Jepang adalah pada aspek kualitas, mengingat masyarakat di Jepang sangat memperhatikan detail, kesanggupan jumlah pasokan, baik dari sisi kuantitas maupun kontinuitas, serta kecukupan pemenuhan standar atau sertifikasi produk, khususnya bagi produk makanan.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kalteng Ati Mulyati, mengutarakan jika Pemprov Kalteng terus berupaya mendukung perkembangan UMKM untuk naik kelas dan siap menuju pasar global, antara lain melalui pendampingan digitalisasi UMKM bekerjasama dengan BI melalui pemasaran belanjakalteng.com, fasilitasi UMKM yang dilakukan setiap tahun melalui berbagai pelatihan, baik dalam bentuk bimbingan teknis maupun vocasional, serta bekerjasama dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk mendorong permodalan bagi UMKM.
Selanjutnya, Founder Goorita Yuwono Wicaksono, menyampaikan Goorita selama ini telah membantu mempromosikan produk-produk UMKM Indonesia ke pasar internasional melalui jalur marketplace enabler, Goorita shop, maupun social media. Secara khusus Goorita juga membantu mempromosikan produk UMKM, bekerjasama dengan para diaspora Indonesia yang ada di luar negeri. Yuwono mengklasifikasikan UMKM pada empat tahapan, yaitu UMKM Potensial, UMKM Sukses, UMKM Digital, dan UMKM Ekspor.
Dijelaskan, UMKM dapat didorong menjadi UMKM Ekspor jika telah melalui tahap pertama hingga ketiga. Sementara itu, apabila UMKM masih tergolong UMKM Potensial dan UMKM Sukses, maka UMKM agar memfokuskan pemasaran produk secara lokal terlebih dahulu sambil memperbaiki kualitas, kapasitas produksi, kelengkapan perizinan, termasuk pencatatan laporan keuangan hasil usaha. (ka/red2)
Komentar