PALANGKA RAYA – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalteng menyebut, ekonomi Kalteng mengalami perlambatan akibat terdampak pandemi Covid-19. Pasalnya, perekonomian Kalteng tumbuh positif sebesar 2,95 persen (yoy) di triwulan I 2020, atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,02 persen (yoy).
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi, BI Perwakilan Kalteng, Yudo Herlambang, dalam rilisnya kepada awak media yang disampaikan melalui media Youtube, Rabu (3/6/2020), menjelaskan, perlambatan itu utamanya disebabkan kinerja pertanian dan industri pengolahan yang melambat, serta terkontraksi (menurunnya) kinerja konstruksi.
“Kinerja ekspor juga mengalami kontraksi, disebabkan melemahnya harga batu bara global, dan ekspor CPO ke Tiongkok yang terhambat dampak lockdown,” ujarnya.
Kendati demikian, di Pulau Kalimantan, ekonomi Kalteng berada di urutan ketiga setelah Kalsel pada urutan pertama yang ekonominya tumbuh meningkat, dan Kaltara pada urutan kedua yang ekonominya tetap tumbuh tinggi meskipun sedikit mengalami perlambatan.
Sebab pangsa ekonomi di Pulau Kalimantan masih didominasi Kaltim, dengan peran besarnya sebagai produsen utama barang tambang dan energi di Indonesia. Kalteng, memiliki pangsa sebesar 11,79 persen atau hanya berada satu level di atas Kaltara sebagai provinsi termuda di Pulau Kalimantan.
“Pada triwulan I 2020, ekonomi Kalteng masih tumbuh ditopang sumber daya alam (SDA). Utamanya perkebunan dan industri kelapa sawit yang memiliki pangsa sekitar 36 persen, dan pertambangan batu bara yang memiliki pangsa sekitar 12 persen terhadap perekonomian Kalteng,” bebernya.
Yudo Herlambang menambahkan, melambatnya produksi Tandan Buah Sawit (TBS) dan Crude Palm Oil (CPO) pada triwulan I 2020 menjadi penyebab melambatnya kinerja pertanian dan industri pengolahan.
Di samping itu, kegiatan konstruksi secara umum mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pembatasan aktivitas masyarakat termasuk kegiatan konstruksi dan realokasi anggaran proyek, menjadi penyebab menurunnya kinerja sektor ini.
“Masih terkonsentrasinya ekonomi Kalteng terhadap SDA, juga nampak dari komposisi modal asing yang masuk pada triwulan I 2020, yang masih didominasi pertambangan untuk modal asing, dan pertanian/perkebunan kelapa sawit untuk modal domestik,” imbuhnya.
Tingginya aliran modal asing ke pertambangan, lanjutnya, berhubungan dengan komoditas batu bara yang umumnya diproduksi untuk di ekspor ke luar negeri. Sementara Kepemilikan perkebunan dan industri pengolahan kelapa sawit yang umumnya dimiliki pengusaha domestik, menjadi penyebab besarnya andil modal domestik dalam perkebunan kelapa sawit. (red)
Komentar