PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalteng mencatat, perekonomian Kalteng pada triwulan II 2021 pertumbuhan positif untuk pertama kalinya sejak triwulan I 2020, yakni sebesar 5,56 persen (yoy). Pertumbuhan itu, mencerminkan perbaikan perekonomian Kalteng setelah beberapa triwulan pada 2020 hingga triwulan I 2021 tumbuh negatif.
Kepala KPw BI Kalteng Rihando dalam rilisnya kepada awak media, Minggu (15/8/2021), menyebutkan, perbaikan ekonomi Kalteng pada triwulan II 2021, berjalan ditopang oleh kinerja positif hampir seluruh komponen permintaan dan lapangan usaha (LU).
“Dari sisi permintaan, perbaikan ekonomi pada triwulan II 2021 didorong kinerja positif seluruh komponen, terutama konsumsi pemerintah, ekspor, dan konsumsi rumah tangga. Konsumsi pemerintah tumbuh positif sebesar 16,74 persen (yoy) didukung akselerasi realisasi stimulus fiskal dalam bentuk belanja barang, modal, dan bantuan sosial,” ujarnya.
Sementara pertumbuhan ekspor, tercatat tumbuh signifikan sebesar 7,59 persen (yoy) seiring dengan meningkatnya permintaan negara mitra dagang utama, dan kinerja positif harga komoditas global khususnya minyak nabati dan batubara. Sedangkan pada indikator konsumsi rumah tangga melanjutkan perbaikan, di mana pada triwulan berjalan tercatat tumbuh positif sebesar 3,47 persen (yoy) sejalan dengan membaiknya mobilitas masyarakat, berlanjutnya stimulus fiskal dan kebijakan lainnya, serta pola musiman HBKN.
Kemudian dari sisi LU, lanjut Rihando, hampir seluruh LU mencatatkan pertumbuhan positif pada triwulan II 2021. Pertumbuhan sektoral utamanya didorong LU Industri Pengolahan yang tumbuh sebesar 7,66 persen (yoy), yang ditandai dengan peningkatan produksi CPO disertai harga pasar yang terus meningkat. Sejalan dengan itu, LU pertanian yang memiliki kontribusi besar dalam perekonomian daerah, terus mencatat pertumbuhan dengan pertumbuhan pada triwulan berjalan sebesar 1,77 persen (yoy) seiring berlanjutnya kinerja positif produksi TBS.
“Ke depan, sebagai upaya mendorong perbaikan ekonomi yang berkelanjutan, perlu terus ditingkatkan sinergi dan koordinasi program dan kebijakan antara Pemerintah Daerah dengan instansi vertikal di daerah dan stakeholder terkait. Termasuk melalui koordinasi kebijakan moneter–fiskal, kebijakan peningkatan ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan, di tengah berlanjutnya akselerasi pelaksanaan vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan,” sarannya.
Di samping itu, perlu peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat untuk turut menjaga momentum pemulihan ekonomi yang telah terbangun, melalui penerapan protokol kesehatan 6M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas, dan menghindari makan bersama, serta turut berpartisipasi dalam menyukseskan program vaksinasi.
Bahkan sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi kerakyatan, sambung Rihando, perlu didukung penggunaan produk UMKM lokal dengan memanfaatkan digital platform daerah yang telah tersedia, salah satunya melalui www.belanjakalteng.com sebagai etalase digital UMKM dan Pariwisata Kalteng. Selain itu dukungan kepada UMKM, juga dapat dilakukan melalui penggunaan digitalisasi sistem pembayaran, memperluas akseptasi QR Code Indonesian Standard (QRIS) di seluruh merchant di daerah, sehingga dapat mempercepat transaksi, mudah, murah, aman, dan handal tanpa harus melakukan kontak fisik.
“Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait, untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu. Kita juga akan melakukan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” tutup Rihando. (red2)
Komentar