Era Society 5.0, Masyarakat Didorong Lebih Berinovasi

PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Memasuki era Society 5.0, banyak hal yang tentu sangat berbeda, oleh karena itu perlu fokus pada pengembangan masyarakat agar dapat menikmati kehidupan yang berkualitas tinggi seperti menggabungkan/memanfaatkan teknologi canggih di berbagai industri dan kegiatan sosial dan mendorong inovasi untuk menciptakan nilai baru.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Kalteng, Agus Siswadi, di Palangka Raya.

“Persentase penetrasi internet di Indonesia pada tahun 2021-2022 sebesar 77,02 persen, meningkat dibanding tahun 2019-2020 yang hanya 73,70 persen. Sebanyak 210.026.769 jiwa dari total populasi 272.682.600 jiwa penduduk Indonesia yang terkoneksi internet pada tahun 2021,” kata Agus saat mengikuti talkshow Beretika dalam Interaksi Dunia Maya secara virtual dari Gedung Smart Province (GSP) Diskominfosantik, Senin (3/4/2023).

Baca Juga :  Darliansjah Sebut Budidaya Udang Vaname Miliki Prospek Bagus

Lebih lanjut Agus menyatakan, di era Society 5.0 atau era digital ini, teknologi mengubah cara orang menerima informasi. “Dunia berubah, kita harus ikut berubah jika tidak ingin tertinggal,” kata Agus.

Dia mengungkapkan, generasi milenial telah memasuki abad ke-21, oleh sebab itu generasi milenial dituntut memiliki kecakapan dan keterampilan yaitu 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation).

“Tiga elemen penting yang harus diingat dari literasi digital yakni berhati-hatilah: melindungi diri sendiri dan orang lain; bersikaplah cerdas: mendidik diri sendiri dan orang lain; dan menjadi sosial: hormati dirimu dan orang lain,” imbuh Agus.

Baca Juga :  Penyusunan RKPD Tahun 2025 Harus Perhatikan Target Pembangunan Yang Belum Tercapai

Di akhir paparannya Agus menyebut media sosial memiliki pengaruh dalam kehidupan masyarakat, bisa berdampak positif maupun negatif.

“Untuk itu kita harus bijak bermedia sosial dengan cara menjaga etika, selalu waspada dan jangan langsung percaya, tidak detail mencantumkan informasi pribadi, serta bijak memilih postingan konten,” ungkapnya.

Agus Siswadi menerangkan kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan literasi kepada seluruh masyarakat khususnya pegawai DJPb agar bijak menggunakan media sosial. “Media sosial ini menjadi daya tarik bagi semua orang. Siapapun bisa membagikan informasi-informasi yang tidak pasti, bahkan pegawai pun bisa ikut memproduksi hal-hal yang tidak pas untuk diposting di media sosial. Untuk itu penting kita berikan literasi agar pegawai DJPb tahu bahayanya berinteraksi di media sosial jika tidak digunakan secara bijak, bisa berakibat fatal dan tersangkut hukum. Semakin maju teknologi maka kejahatan-kejahatan di media sosial pun juga marak, kita harus cerdas menghadapi hal itu dengan menggunakan teknologi secara bijak dan bermanfaat bagi kita. Di era digital, kadang jari lebih cepat, daripada akal sehat,” pungkasnya.

Baca Juga :  Rumah Ibadah di Palangka Raya Wajib Terapkan Protokol Kesehatan

Talkshow Beretika dalam Interaksi Dunia Maya tersebut dibuka oleh Kakanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalteng, Hari Utomo. Dikatakan, perkembangan teknologi informasi yang tanpa batas mengharuskan pegawai DJPb untuk memanfaatkan teknologi dalam mendukung kinerjanya.

Talkshow ini diharapkan dapat memberi gambaran pentingnya bijak menggunakan teknologi, agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya. (ard/red2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA