oleh

FKPT : Tanamkan Nilai Toleransi Sejak Dini

KASONGAN, inikalteng.com – Dalam aksi terorisme, anak adalah korban. Sehingga masuk dalam kelompok rentan. Anak justru dapat dilibatkan sebagai agen perubahan untuk mengajak dan melakukan edukasi kepada teman sebayanya, agar tidak terpapar paham radikalisme dan mencegah aksi terorisme.

Hal itu disampaikan Ketua Forum Koordinasi Pencegahaan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Tengah, Prof Khairil Anwar M.Ag dalam sambutan yang disampaikan melalui Sekretaris FKPT Kalteng Fajar Sriningsih, dalam kegiatan Salam Anak Indonesia, di SDN 4 Kasongan Lama, Kabupaten Katingan, Kamis (31/8/2023).

Kegiatan yang mengambil tajuk Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia dalam pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat digelar bekerjasama antara FKPT Kalteng bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Hal itu untuk bersama-sama mencegah muncul dan berkembangnya paham dan aksi radikal terorisme di mulai dari Sekolah Dasar.

Baca Juga :  Hermon Resmikan Peluncuran Pekan Imunisasi Nasional 2024

Kegiatan ini menghadirkan narasumber BNPT RI Sub Koordinator Partisipasi Masyarakat Maira Himadhani, dan pendongen nasional Indra Bawole.

“Partisipasi anak-anak Indonesia dalam serangan teroris sekarang atau di masa depan, sebagian dapat dikaitkan dengan indoktrinasi,” tegas Fajar.

Dijelaskan, proses indoktrinasi dilakukan pada anak-anak melalui jalur keluarga. Anak-anak yang harusnya menikmati masa kecil, diajak ikut sepaham dengan kelompok terkecilnya yaitu keluarga. Indoktrinasi dalam keluarga merupakan suatu hal yang berbahaya. Seorang anak hanya mempercayai kedua orang tuanya, tanpa curiga terjerumus dalam aksi terorisme.

Baca Juga :  Perkuat Edukasi Mencegah Stunting  Anak

Anak-anak, jelas Fajar, dapat menjadi radikal, karena terdoktrinasi melalui lembaga/institusi. Indoktrinasi pada anak yaitu proses pembujukan kelompok tertentu, orang tua ataupun platform online lainnya. Indoktrinasi melalui sekolah-sekolah atau pesantren dilakukan guru-guru yang sudah terpapar radikalisme.

“Kami berupaya menanamkan nilai-nilai Pancasila dan toleransi terhadap sesama sejak usia dini. Itu untuk pencegahan masuknya paham radikalisme kepada anak,” tegas Fajar.

Ia mengungkapkan, melalui kegiatan Salam Anak Bangsa Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia, paling tidak bisa mendorong guru dan anak usia sekolah dasar, senantiasa menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat dan menghargai kemajemukan bangsa.

Baca Juga :  Ketua Komisi III DPRD Gumas Minta Bidan Bekerja Sepenuh Hati

Kemudian, lanjutnya, menjadi anak-anak yang senantiasa bersifat toleran terhadap kemajemukan dan menghargai budaya bangsa. Kegiatan merupakan salah satu upaya untuk menangkal radikalisme terorisme pada anak usia pendidikan dasar di Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Katingan.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan, Feriso mengungkapkan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan. Apalagi BNPT bersama FKPT Kalteng telah membercayakan Kabupaten Katingan, sebagai tempat kegiatan. Tentunya kegiatan sangat bermanfaat untuk menumbuhkan nilai-nilai toleransi kepada anak.

“Kita harapkan dengan pendekatan kepada anak- anak di sekolah dasar, mengajarkan secara dini untuk menghargai, menghormati dan saling mengasihi satu sama lain,” tegasnya. (adn/red)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA