PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Panenga yang bangunannya terbuat dari kayu, di Jalan Mendawai, Palangka Raya, terendam banjir. Kondisi itu, mengundang perhatian tujuh Seksi Pelayanan Bapak dan Komisi Pelayanan Bapak, serta salah seorang warga Kalteng yang tinggal di Jakarta untuk berdonasi.
Adapun donasi dari tujuh Seksi Pelayanan Bapak dan Komisi Pelayanan Bapak sebesar Rp5 juta, dan melalui Komisi Pelayanan Bapak, dan warga Kalteng yang tinggal di Jakarta juga berdonasi sebesar Rp50 juta, yang sudah dikirim ke rekening Panitia Pembangunan Gereja Panenga.
Hal itu diketahui, saat mengikuti Ibadah Hari Reformasi dan Hari Bapak GKE, pada 12 November 2021, di Gereja GKE Panenga, di Jalan Mendawai (belakang Pasar Kahayan), banyak bapak-bapak dari beberapa Gereja GKE di lingkungan Resort Palangka Raya Tengah, mengaku baru tahu dan terkejut ada Gereja GKE di tengah Kota Palangka Raya yang sangat sederhana terbuat dari kayu. Apalagi saat pelaksanaan ibadah, jalan menuju Gereja dan depan Gereja terendam banjir, sehingga banyak bapak-bapak harus melepas sepatu untuk menuju Gereja.
Sebabnya untuk mendukung Jemaat yang ada, bapak-bapak yang hadir sepakat untuk membantu agar keberadaan Jemaat dan Gereja ke depannya bisa lebih baik. Terlebih saat banjir melanda, pelaksanaan ibadah tetap bisa berjalan dengan lancar.
Kepada Wartawan, Minggu (14/11/2021), Ketua Majelis Pekerja Harian Jemaat GKE Panenga Pendeta Yulita Ikat STh, mengatakan, sebelumnya GKE Panenga adalah bagian dari Jemaat GKE Palangka (Gereja Sion), Resort Palangka Raya Tengah. Namun sejak 2020, GKE Panenga memisahkan diri dari jemaat induk untuk belajar mandiri menjadi Calon Jemaat. Sehingga dalam Sinode Resort ke-IV pada 30 Oktober 2021, Calon Jemaat GKE Panenga ditetapkan sebagai Jemaat definitif, yaitu Jemaat GKE Panenga.
“Saat ini untuk ketiga kalinya di 2021, warga jemaat mengalami banjir. Hampir 99 persen rumah warga jemaat terendam banjir, sehingga kebaktian keluarga di rumah warga jemaat pun terpaksa ditunda. Bukan hanya rumah warga jemaat, gedung GKE Panenga pun ikut terendam banjir, sehingga bangunan gereja yang terbuat dari kayu dan sudah hampir lapuk dikhawatirkan rusak karena terendam banjir.
Ditambahkannya, sejak 2015 lalu sudah dimulai pembangunan Gedung Gereja yang lebih layak dari beton. Namun karena keterbatasan dana, pembangunan hanya sampai pondasi cakar ayam dan beberapa bagian cor lantai. Harapan jemaat Pemerintah Daerah dan para donatur bisa mendukung pembangunan Gereja, sehingga bisa diselesaikan sebagaimana harapan.
Sementara itu Pendeta Ayang Setiawan MTh, selaku Ketua Majelis Pekerja Harian GKE Palangka Raya Tengah, menuturkan, secara pribadi berkeinginan untuk mengajak Jemaat semua sebagai satu tubuh dalam Kristus bisa menolong. Sebabnya dalam waktu dekat, dia akan membawanya dalam rapat, bagaimana cara menolong dan mendukung agar keberadaan jemaat dan GKE Panenga bisa lebih layak lagi. (red2)