PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, mengisyaratkan pengurangan penggunaan kantong plastik untuk setiap aktifitas perbelanjaan. Hal tersebut disampaikan, mengingat besarnya potensi sumber daya rotan dan nipah di Bumi Tambun Bungai.
“Tadi sewaktu meninjau pameran UMKM binaan BI, pak Gubernur mengisyaratkan pengurangan penggunaan kantong plastik. Ini dilakukan, sebagai bentuk mewujudkan lingkungan yang hijau, serta pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, red) melalui hasil karyanya yang berbahan dasar rotan dan nipah,” tutur Pj Sekda Kalteng H Nuryakin usai membacakan sambutan Gubernur Kalteng pada kegiatan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2021, di Swissbelhotel Danum, Palangka Raya, Rabu (24/11/2021).
Dijelaskan, potensi sumber daya alam (SDA) khususnya rotan dan nipah cukup melimpah di Kalteng, yang belakangan banyak dimanfaatkan para pengrajin untuk diolah menjadi berbagai hasil karya yang sangat bermanfaat, salah satunya dijual melalui UMKM binaan BI Kalteng.
“Artinya ke depan, masyarakat yang ingin berbelanja ke pasar atau lainnya cukup membawa ‘Tas Purun’. Terlebih di tengah hantaman pandemi Covid-19, terbukti UMKM menjadi salah satu faktor penggerak ekonomi yang tidak terpengaruh,” ujarnya.

Apresiasi Pelaksanaan PTBI 2021
Sementara menyikapi pelaksanaan PTBI 2021 yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo dan diikuti secara virtual oleh pemangku kepentingan di Kalteng, Gubernur, menuturkan, masih jelas dalam ingatannya bahwa dampak pandemi Covid-19 bagi ekonomi sangat besar. Sebab ekonomi Indonesia pada 2020 masuk masa resesi, di mana pertumbuhan ekonominya terkontraksi tiga triwulan berturut-turut.
Demikian juga dengan ekonomi Kalteng yang terkontraksi sejak triwulan II 2020 hingga triwulan I 2021, dan baru mengalami pertumbuhan positif pada triwulan II 2021 hingga sekarang. Momentum pertumbuhan yang baik itu, hendaknya perlu dijaga dan pertahankan bersama.
“Ciptakan kondisi yang kondusif, bekerjasama, bahu-membahu membangun ketahanan ekonomi yang kuat dan inklusif, dengan pengelolaan berbagai sumber daya alam yang melimpah di berbagai sektor, baik di sektor kehutanan, pertanian, perkebunan, pertambangan, dan sebagainya. Sehingga melalui pengelolaan potensi tersebut, akan mampu mendorong kinerja pertumbuhan ekonomi Kalteng yang lebih baik dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Lebih lanjut H Nuryakin menambahkan, tantangan pemulihan ekonomi ke depan tidaklah mudah, selain dihadapkan dengan kondisi situasi global yang sewaktu-waktu dapat dengan cepat memengaruhi ekonomi domestik, juga dituntut untuk menciptakan stabilitas harga melalui pengendalian inflasi sebagai upaya menjaga daya beli masyarakat, serta meningkatkan daya saing perekonomian daerah.
Oleh karena itu, upaya koordinasi pengendalian inflasi daerah yang telah berjalan harus ditingkatkan dan diperkuat oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), baik pada level provinsi maupun kabupaten dan kota. Tentunya sebagai upaya menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga bahan pokok, serta mengatasi segala hambatan yang ada di lapangan, baik itu kendala produksi maupun distribusi. Terutama pada kondisi saat ini, perubahan iklim yang mengakibatkan banjir di sejumlah titik di Kalteng.
“Selain menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas harga, kita juga menghadapi beberapa tantangan struktural yang harus kita selesaikan bersama untuk mendorong pembangunan daerah. Tantangan pertama yang sedang kita hadapi adalah bagaimana menyediakan fasilitas infrastruktur yang berkualitas, dengan pembangunan infrastruktur yang merata, dapat mendorong konektivitas, dan ketercukupan energi, yang merupakan kunci pertumbuhan dan penentu pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah. Dengan terwujudnya infrastruktur dasar yang merata di Kalteng, seluruh Kabupaten dan kota se-Kalteng dapat terakses dengan lancar dan baik terhadap sumber-sumber ekonomi produktif maupun modal sosial lainnya,” sebutnya.
Tantangan kedua, yakni bagaimana pihak terkait dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), karena salah satu faktor yang dapat meningkatkan kesejahteraan adalah dengan meningkatkan kualitas SDM secara menyeluruh. Pemerintah bersama masyarakat harus dapat memanfaatkan potensi daerah yang ada dalam menata, mengolah, dan membangun Kalteng. Meningkatkan kualitas pendidikan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah sasaran pembangunan yang harus dicapai bersama.
Kemudian tantangan ketiga adalah bagaimana dapat meningkatkan perekonomian masyarakat secara konsisten, sebagai wujud kesejahteraan daerah. Dibutuhkan upaya dalam menekan angka pengangguran serta meningkatkan perekonomian masyarakat, seperti melalui optimalisasi potensi sumber daya alam, sistem perdagangan yang adil, mempromosikan investasi, mengembangkan pariwisata yang tangguh, penyerapan tenaga kerja, pengurangan penduduk miskin, serta meningkatkan ketahanan pangan masyarakat.
Sebabnya sinergitas di daerah dalam masa pandemi Covid-19 sangat diperlukan. Oleh karena itu, koordinasi dan komunikasi yang telah terjalin dengan baik perlu ditingkatkan, utamanya dalam mendukung pemberdayaan UMKM Kalteng Go Digital melalui belanjakalteng.com, etalase digital produk UMKM, dan jasa Pariwisata Kalteng. Selain itu, dukungan lain dapat dilakukan dengan membeli produknya, bangga memiliki dan memakai produknya, serta membantu memasarkan produk UMKM lokal ke masyarakat luas.
“Untuk itu saya sangat menghargai dan mengapresiasi Bank Indonesia atas penyelenggaran pertemuan tahunan ini, sehingga pertemuan kita pada hari ini dapat menjadi wadah komunikasi aktif Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, Forkopimda, dan lembaga lainnya dalam rangka mencapai pemulihan ekonomi daerah dan tingkat inflasi yang rendah dan stabil, sebagai upaya menekan laju kemiskinan dan pengangguran yang rendah, serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah,” tutup H Nuryakin. (red2)