PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Gubernur Kalteng H Sugainto Sabran, secara resmi membuka Talkshow Borneo Forum Ke-5 2022. Adapun tuan rumah kegiatan tersebut adalah Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalteng, dengan mengusung tema Menuju Industri Sawit Borneo Berkelanjutan.
Bertempat di Swiss Belhotel Danum Palangka Raya, Rabu (24/8/2022), Pembukaan Talkshow Borneo Forum ke-5 secara khusus dihadiri Anggota DPR RI Dapil Kalteng H Agustiar Sabran yang juga merupakan Ketua Umum DAD Kalteng, Anggota DPD RI Agustin Teras Narang, Gubernur Kaltim H Isran Noor, Wagub Kalteng H Edy Pratowo, Forkopimda Kalteng, Kepala Perangkat Daerah Pemprov Kalteng, Kepala Perbankan Kalteng, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud, Sekretaris Jenderal GAPKI Eddy Martono, serta perwakilan dari Kalbar, Kalsel, dan Kaltara.
H Sugianto Sabran dalam sambutannya, memberikan apresiasi terlaksananya kegiatan, yang diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi pemerintah dan pelaku usaha, dalam rangka mewujudkan Industri Kelapa Sawit berkelanjutan, terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19 yang melanda.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Kalteng, menyampaikan kondisi kelapa sawit di Kalteng, yakni data perizinan Perusahaan Besar Swasta (PBS) sebanyak 300 unit dengan luas 3,2 juta hektar. “Namun PBS yang sudah operasional sebanyak 198 unit dengan luas 2,3 juta hektar, dan PBS yang belum operasional sebanyak 102 unit dengan luas 941.690 hektar,” sebutnya.
Lebih lanjut disampaikan, data produksi 2021, yakni produksi Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 6,5 juta ton, produksi kernel sebanyak 1,3 juta ton, dan Produksi Palm Kernel Oil (PKO) sebanyak 146.429 ton.
“Saya mengharapkan adanya kesepahaman bersama antara pemerintah pusat dan daerah, mengenai usulan provinsi penghasil sawit terhadap Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit, dengan pertimbangan bahwa sebagai provinsi penghasil sawit yang juga membutuhkan peningkatan aspek kesehatan, pendidikan, dan aspek infrastruktur, membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Dan secara mendasar, seluruh kekayaan alam kiranya dapat memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat daerah setempat,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Panitia Penyelenggara Borneo Forum ke-5 Rizky Djaya, menyampaikan maksud diadakannya kegiatan itu yakni untuk mewadahi para pemangku kepentingan perkelapasawitan untuk berdiskusi dan mengurai isu-isu strategis kelapa sawit, khususnya di wilayah Kalimantan.
Tujuannya untuk merumuskan solusi yang direkomendasikan untuk ditindaklanjuti secara bersama para pemangku kepentingan industri kelapa sawit, memantapkan tata kelola kelapa sawit berkelanjutan melalui sinergi para pihak, guna memperkuat daya saing dan peran strategis bagi perekonomian nasional dan daerah, serta merumuskan kebijakan dan dukungan keuangan daerah untuk industri kelapa sawit dan turunannya.
Tidak itu saja, melalui pertemuan tersebut, diharapkan peran serta pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pelaku industri kelapa sawit, adanya komitmen dari perusahaan perkebunan untuk melaksanakan kemitraan, tata kelola dan pengembangan industri kelapa sawit yang berkelanjutan, serta adanya alokasi yang jelas keuangan pusat dan daerah untuk mendukung keberlanjutan industri sawit dan daerah produksi sawit. (ka/red2)