SAMPIT, inikalteng.com – Harga cabai rawit di Kotawaringin Timur (Kotim) kembali melonjak. Bahkan kini sudah menyentuh pada kisaran Rp200 ribu per kilogram (kg). Kondisi itu hendaklah menjadi perhatian pihak pemerintah, karena bisa saja menyebabkan terjadinya inflasi.
Untuk itu, Anggota Komisi II DPRD Kotim, Hj Mariani, mendorong Dinas Pertanian, serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotim supaya turun ke lapangan untuk mengecek langsung apa penyebabnya hingga terjadi lonjakan harga cabai.
“Tidak semua daerah di Indonesia mengalami kenaikan harga cabai. Tapi mengapa di Kotim melonjak naik hingga Rp200 ribu per kilogram. Ini harus ditelusuri apa penyebabnya. Apakah lantaran petani lokal kita gagal panen, atau memang karena pasokannya kurang dari luar daerah. Bila terjadi gagal panen, apa penyebabnya. Jika karena serangan hama, segera saja dibantu petani cabai di Kotim ini,” ujar Mariani di Sampit, Selasa (2/3/2021).
Dia juga berharap kepada instansi terkait agar segera menelusuri, dengan harapan harga cabai bisa kembali normal. Mengingat, keadaan ekonomi masyarakat sekarang ini yang masih dalam masa pandemi Covid-19. “Bukan hanya konsumen saja yang mengeluh, pemilik warung makan juga mengeluhkan harga cabai yang naik,” ucap Mariani. (ya/red)