KUALA KAPUAS – Naiknya harga kedelai yang terjadi secara nasional, berdampak luas. Salah satunya pada usaha tahu dan tempe di Kabupaten Kapuas. Untuk menyiasati kondisi itu agar bisa tetap berproduksi, para perajin terpaksa memilih untuk memperkecil ukuran tahu dan tempe yang mereka buat.
Salah seorang perajin tempe di Kabupaten Kapuas, Asep Usman mengatakan, harga kedelai sedikit demi sedikit merangkak naik sejak tiga bulan terakhir.
Bahan baku berupa kedelai ini, biasa ia beli di Banjarmasin (Provinsi Kalimantan Selatan) dengan harga terakhir Rp9.400 per kilogram. Harga ini memang sudah naik sejak tiga bulan lalu, dari yang sebelumnya masih di kisaran Rp7.600 per kilogram.
“Memang saat ini, kami masih menggunakan kedelai stok lama dan dalam beberapa waktu terakhir belum ada membeli kedelai. Sehingga kami tidak mengetahui apakah sekarang ini harganya naik lagi atau tidak,” ujar Asep Usman di Kuala Kapuas, Selasa (5/1/2021).
Diungkapkan Asep, dirinya sudah sekitar empat tahun menggeluti usaha tempe tersebut, namun baru tahun 2020 ini harga kedelai tembus Rp9.400 per kilogram.
“Di tengah kondisi sekarang, untuk menyiasati kenaikan harga ini, kami terpaksa memperkecil ukuran tempe. Namun tetap tidak menaikkan harga, karena takut tidak laku di pasaran,” terangnya.
Diungkapkan, saat ini pihaknya menjual tempe ke pedagang pasar masih di harga semula yaitu satu potong tempe ukuran besar Rp4.000 dan ukuran kecil Rp2.000.
Asep berharap pemerintah bisa menurunkan harga kedelai, sehingga produksi tempe dapat berjalan lancar seperti semula.
Sementara di tempat berbeda, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagperinkop dan UKM) Kabupaten Kapuas, Batu Panahan mengatakan, saat ini harga tahu dan tempe di pasaran masih stabil.
“Kami telah melakukan pemantauan harga tahu dan tempe di pasar induk Kapuas, masih relatif stabil atau tidak mengalami kenaikan. Masih stabilnya harga tahu dan tempe di pasaran, karena untuk bahan baku kedelainya para perajin sebagian besar masih menggunakan stok lama,” jelas Batu Panahan.
Namun demikian, pihaknya akan terus melakukan pemantauan terkait perkembangan harga kedelai yang biasa dipasok dari Kota Banjarmasin ini. (hy/red)
Komentar