PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah, Primandanu Febriyan Aziz menyampaikan bahwa kondisi sektor jasa keuangan di Provinsi Kalimantan Tengah hingga bulan Mei 2024, dinilai kokoh dan tetap terjaga dengan pertumbuhan positif baik pada sektor perbankan, industri keuangan non-bank, dan pasar modal.
“Stabilitas sektor jasa keuangan di Provinsi Kalimantan Tengah tetap terjaga, yang tercermin dari pertumbuhan aset, dana pihak ketiga, dan kredit perbankan yang terus menunjukkan nilai positif setiap tahunnya (year on year) meskipun di tengah ketegangan geopolitik nasional,” jelas Primandanu saat kegiatan media gathering bersama wartawan di Palangka Raya, Kamis (6/6/2024).
Kemudian ia mengatakan, pada industri perbankan, kinerja Bank Umum baik konvensional maupun syariah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Per bulan Maret 2024, aset Bank Umum di Provinsi Kalimantan Tengah tumbuh sebesar 15,82% (yoy), Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar 20,30% (yoy), dan Kredit/Pembiayaan meningkat sebesar 8,09% (yoy) dengan tingkat kredit bermasalah (Non-Performing Loan/Financing) sebesar 1,69%.
“Jenis kredit didominasi oleh kredit konsumsi dengan porsi sebesar Rp18,41 triliun. Lima sektor ekonomi kredit terbesar meliputi Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan; Pemilikan Peralatan Rumah Tangga Lainnya (termasuk pinjaman multiguna); Perdagangan Besar dan Eceran; Pemilikan Rumah Tinggal dan Industri Pengolahan,” ungkap Primandanu.
Sementara untuk penyaluran kredit pada bank umum masih didominasi oleh jenis usaha non-UMKM, yaitu sebesar Rp29,67 triliun atau 64,26% dari total penyaluran kredit berdasarkan jenis usaha.
Ada lima Kabupaten/Kota dengan penyaluran kredit terbesar di Provinsi Kalimantan Tengah adalah Kota Palangka Raya, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kapuas, dan Kabupaten Barito Utara.
Berikutnya dipaparkan Primandanu, kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) pada bulan Maret 2024 juga menunjukkan pertumbuhan yang baik dibandingkan dengan posisi Maret 2023.
“Aset meningkat sebesar 8,70% (yoy), Dana Pihak Ketiga sebesar 9,99% (yoy), dan Kredit sebesar 10,57% (yoy). Tingkat kredit macet atau NPL BPR pada bulan Maret 2024 meningkat 1,05% (yoy) menjadi 3,59%, sedangkan tingkat kredit bermasalah atau NPF pada BPRS meningkat 4,62% (yoy) menjadi 7,61%,” jelasnya.
Begitu pun dengan sektor Pasar Modal mengalami perkembangan positif dari sisi investor, tercermin dari peningkatan jumlah investor saham hingga Maret 2024 sebanyak 16.365 investor dari tahun sebelumnya.
“Jumlah total saham juga mengalami peningkatan sebesar Rp3.246,79 miliar (yoy) atau menjadi Rp4.738,07 miliar, meskipun secara nominal transaksi saham pada bulan Maret 2024 mengalami penurunan sebesar Rp190,33 miliar (yoy) menjadi Rp210,3 miliar. Jumlah nasabah APERD, baik perorangan maupun institusi, terus mengalami peningkatan positif setiap tahunnya, meski nilai penjualannya mengalami penurunan sebesar Rp13,62 miliar (yoy).
penulis/editor : Adinata