Imbas Pagebluk Corona di Kalimantan Tengah

Opini570 views
Oleh, Tilas Notapiri S.ST

Sejak virus corona resmi terkonfirmasi masuk ke Indonesia, pemerintah melakukan berbagai upaya guna mencegah penyebaran Covid-19. Salah satu upayanya adalah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah Indonesia tak terkecuali Kalimantan Tengah. Upaya tersebut berimplikasi pada terhentinya kegiatan masyarakat baik sosial maupun ekonomi untuk sementara waktu.

Selang tiga bulan, pemerintah kemudian memberlakukan skenario new normal sebagai upaya penanganan Covid-19 tidak hanya dari aspek kesehatan namun juga sosial ekonomi. Dengan skenario tersebut masyarakat diharapkan dapat kembali beraktivitas namun dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Tatanan baru mengharuskan masyarakat terbiasa beraktivitas dengan minim sentuhan. Tak pelak hal ini pun menyebabkan terjadinya berbagai perubahan mulai dari perubahan pola konsumsi masyarakat, perubahan di dunia kerja yang berujung pada perubahan struktur ekonomi.

Perubahan Pola Konsumsi

Konsumsi Rumah Tangga merupakan salah satu komponen utama dalam perekonomain Kalimantan Tengah dari sisi pengeluaran. Konsumsi rumah tangga terhitung mampu berkontribusi hingga 42,14 persen.

Februari lalu, Badan Pusat Statistik merilis perekonomian Kalimantan Tengah selama 2020 terkontraksi 1,40 persen. Meskipun konsumsi rumah tangga masih mampu tumbuh 0,40 persen, namun kondisi ini jauh melemah dibandingkan tahun 2019.

Jika diamati lebih dalam, selama tahun 2020 telah terjadi berbagai perubahan pola konsumsi. Seolah-olah kebutuhan primer tidak hanya sandang, pangan dan papan namun ada beberapa kebutuhan lainnya yang harus dipenuhi untuk dapat bertahan hidup selama pandemi.

Baca Juga :  Binomo Ternyata Judi Berkedok Trading? Begini Fakta Binary Option

Pandemi memang memaksa semua orang untuk bekerja, belajar, belanja bahkan mencari hiburan secara daring. Inilah yang kemudian menyebabkan kebutuhan akan paket data internet menjadi salah satu kebutuhan prioritas. Dampaknya pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk komunikasi di Kalimantan Tengah tumbuh hingga 10,13 persen.

Meningkatnya aktivitas di rumah juga turut meningkatkan konsumsi listrik rumah tangga. Terhitung konsumsi rumah tangga untuk kebutuhan akan listrik meningkat 4,64 persen hingga menghabiskan 12,08 persen total pengeluaran konsumsi rumah tangga.

Dari sisi produksi, sektor pengadaan listrik dan gas meningkat tajam hingga 18,83 persen. Walaupun kontribusi sektor ini sangat kecil namun konstribusi pengadaan listrik berhasil naik satu peringkat dari sebelumnya.

Hal ini menjadi sinyal penting bagi pemerintah pusat maupun daerah untuk terus memperluas jaringan distribusi listrik dan internet seluruh pelosok wilayah Kalimantan Tengah tanpa terkecuali. Hingga akhir 2020 tercatat masih ada 64 desa yang belum teraliri listrik PLN dan 431 desa yang belum mendapat jangkauan sinyal maupun internet.

Selain itu, kesadaran masyarakat untuk memelihara kesehatan tubuh dari berbagai virus penyakit terutama Virus Corona meningkat tinggi. Orang-orang rutin mengkonsumsi multivitamin, masker bahkan rutin memeriksakan kesehatan dengan rapid test. Hal ini menyebabkan pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan kesehatan pun turut meningkat hingga 7,27 persen selama tahun 2020.

Baca Juga :  DPRD Barut Lakukan Kunker ke Pemko Palangka Raya

Selain terjadinya peningkatan terhadap berbagai kebutuhan, terlihat juga terjadi penurunan pengeluaran konsumsi terutama yang berkaitan dengan aktivitas di luar rumah seperti transportasi, akomodasi, restoran  hingga pengeluaran untuk rekreasi. Padahal sebelum pandemi, kegiatan traveling atau rekreasi menjadi kebutuhan yang cukup diminati.

Perubahan Dunia Kerja

Dampak pandemi Covid-19 terhadap pasar kerja sebenarnya tidak hanya tercermin dari naiknya angka pengangguran. Penurunan jumlah pekerja ternyata ’hanya’ 63,3 ribu orang, tidak sebanyak yang diperkirakan. Padahal, berbagai pihak memperkirakan akan terjadi pengangguran ekstrem akibat pandemi.

Akan tetapi, jika dikaji lebih dalam telah terjadi berbagai pergeseran dalam dunia kerja. Badan Pusat Statistik mencatat terdapat 190,3 ribu orang yang terdampak Covid-19 di Kalimantan Tengah atau sebesar 9,42 persen. Terdiri dari 9,3 ribu orang menganggur karena Covid-19, 6,2 ribu orang bukan angkatan kerja, 10,8 ribu orang sementara tidak bekerja, dan proporsi tersebar sebanyak 164 ribu orang mengalami pengurangan jam kerja.

Pengurangan jam kerja terkait dengan pekerja penuh dan pekerja tidak penuh. Pada Agutus 2020, pekerja tidak penuh meningkat cukup tinggi hingga mencapai 35,31 persen atau naik 3,59 persen poin dibandingkan Agustus 2019.

Para pekerja yang terkena PHK diduga banyak yang memilih mencari nafkah sebagai pekerja paruh waktu walaupun dengan penghasilan seadanya. Atau beralih profesi jadi pekerja sektor informal untuk bertahan hidup.

Baca Juga :  Oksigen Medis di Kapuas Mulai Langka

Dugaan tersebut memang terbukti. Penduduk yang bekerja pada sektor informal meningkat dibandingkan Agustus 2019. Penduduk yang bekerja pada sektor informal sebanyak 235,48 ribu orang atau mencapai 55,80 persen. Berarti lebih setengah dari penduduk bekerja berada di sektor informal.

Struktur pekerja menurut lapangan pekerjaan juga memperlihatkan perubahan. Proporsi pekerja di sektor perdagangan naik 1,77 persen poin padahal sektor ini tumbuh negatif 0,99 persen. Perdagangan memang sektor yang paling mudah dimasuki. Apalagi saat ini tersedia banyak aplikasi mobile marketplace ataupun media sosial yang bisa digunakan untuk menunjang sektor tersebut.

Perubahan-perubahan tersebut tentu memiliki implikasi pada kesejahteraan. Status sebagai penganggur jelas membuat orang kehilangan sumber penghasilan. Sementara itu, pergeseran dari pekerjaan formal ke informal dan bersifat tidak penuh memang tidak membuat orang kehilangan status sebagai pekerja, tetapi membuat mayoritas dari mereka kesejahteraannya menurun.

Banyak orang yang terkena dampak Covid-19 dan krisis pun belum akan berakhir dalam waktu singkat, Masih diperlukan berbagai perbaikan untuk kebijakan-kebijakan tentunya bercermin dari pengalaman 2020 lalu. *

Penulis merupakan Statistisi Ahli Pertama di Lingkungan Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah
Email    : tilas.notapiri@bps.go.id dan tilasnotapiri@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA