PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Senator DPD RI Agustin Teras Narang kembali menerima berbagai aspirasi masyarakat ketika melaksanakan reses ke daerah pemilihan, yakni wilayah Kabupaten Katingan, tepatnya di Kecamatan Kamipang, Senin (20/12/2021).
Di antaranya kondisi akses jalan darat penghubung antar desa yang belum ada sehingga menyulitkan bagi percepatan pembangunan desa di wilayah itu. Lalu akses telekomunikasi, masalah tata ruang wilayah juga masih terkendala, pengelolaan administrasi keuangan pemerintah desa serta penanganan pandemi Covid-19.
Belum lagi masalah bencana banjir mengingat kondisi geografis wilayah Kecamatan Kamipang yang sebagian besar dataran rendah. Hal ini menyebabkan hampir semua desa mengalami bencana banjir ketika musim penghujan.
Menanggapi hal itu, Teras menyampaikan bahwa memang perlu adanya kerja sama semua pihak terkait, baik itu pemerintah kabupaten, kecamatan dan desa termasuk pihak swasta untuk membangun akses jalan antar desa.

“ Kemudian perlu konektivitas antar desa yang satu dengan yang lainnya, sehingga desa tidak membangun sendiri-sendiri. Konektivitas ini dalam rangka melakukan percepatan pembangunan desa serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa,” ujar Teras.
Gubernur Kalteng periode 2005-2015 ini juga menegaskan, masyarakat desa di Kalteng jangan sampai tertinggal dari daerah lainnya, namun selalu ingin maju dan berkembang menjadi desa yang lebih makmur ke depan.
Sementara terkait bencana banjir, Teras mengaku memang kondisi alam sekarang berubah dengan curah hujan yang tinggi, sehingga daerah dataran rendah mudah mengalami banjir. Namun ditegaskan dia, bencana ini tidak hanya terjadi di wilayah Kalteng tetapi hampir di semua daerah mengalaminya.
“Saya mengajak masyarakat tabah dalam menghadapi situasi alam dan berdoa agar bencana tidak terus menerus melanda masyarakat Kalteng. Karena bukan kita saja yang mengalami tetapi daerah lain juga merasakan,” kata Teras.
Sebelumnya, Camat Kamipang Ade Irwan menyampaikan berbagai hal terkait kondisi di wilayah yang dipimpinnya. Di antaranya mengenai kondisi akses antar desa yang jaraknya berjauhan serta hanya dapat ditempuh melalui jalur sungai sehingga menjadi kendala.
“Jarak desa banyak yang jauh hanya dengan menggunakan transportasi sungai. Pemerintah Daerah dan pihak ketiga sudah mulai membuka jalan untuk menjangkau akses ke desa terluar. Namun belum bisa tersambung karena keterbatasan anggaran,” kata Ade.
Selain itu Ade menambahkan, desa-desa di wilayah tersebut kerap dilanda banjir karena rata-rata berada di dataran rendah. Bahkan setahun terakhir masyarakat sudah mengalami banjir sampai 3 kali sehingga membuat masyarakat kesusahan. (adn)