SAMPIT, inikalteng.com – Beberapa pekan terakhir ini kebutuhan akan darah golongan A dan B atau bahasa medisnya Trombosit sempat mengalami kekosongan di bank darah baik di rumah sakit maupun di Palang Merah Indonesia (PMI) Kotawaringin Timur (Kotim).
Kepala UTD PMI Kotim Dr Yuendri Irawanto MKes menjelaskan, kekosongan stok ini terjadi akibat ketahanan darah golongan Trombosit tersebut lantaran masa berlakunya maksimal waktu hanya lima hari, sementara untuk golongan darah lainnya bisa mencapai maksimal 30 hari atau satu bulan.
“Itulah sebabnya mengapa sempat terjadi kekosongan, untuk golongan Trombosit ini waktunya hanya lima hari dan setelah itu sudah kadaluarsanya, sementara kebutuhan pasien biasanya mencapai 10 kantong sekali pakai. Dengan waktu hanya lima hari ini tentu jadi kendala bagi bank darah untuk menyetok golongan trombosit tersebut,” ungkap Yuendri, Kamis (10/11/2022).
Dia menjelaskan, ketika masa berlaku darah golongan Trombosit itu habis atau kadaluarsa maka kandungan zat kimianya dinilai sangat berbahaya. Sehingga pihaknya memaksimalkan penyetoran darah tersebut harus bisa digunakan sebelum masa kadaluarsa terjadi.
“Itulah beberapa kendala kami kalau kita bicara soal darah golongan Trombosit ini, karena kebutuhannya sekali membutuhkan langsung puluhan kantong, sementara masa kadaluarsanya hanya bisa sampai lima hari. Solusinya menurut kami, harus ada subsidi dari pemerintah, sehingga kita berani menyetok,” timpalnya.
Sejauh ini, ungkapnya, PMI sendiri sudah memiliki cadangan kantong darah golongan Trombosit baik golongan A maupun B. Masyarakat yang membutuhkan diminta agar segera mendatangi PMI setempat.
“Per tanggal hari ini 10-11-2022 pukul 07.29 WIB golongan A 88 kantong, golongan B 88 kantong, golongan O 78 kantong, golongan AB 33 kantong. Sementara totalnya (WB+PRC) 288 kantong,” jelasnya.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi III DPRD Kotim Riskon Fabiansyah mengatakan, kesulitan akan kebutuhan darah golongan Trombosit itu merupakan PR yang harus segera diatasi oleh pemerintah daerah.
“Harus ada upaya-upaya, misalnya saja memberikan subsidi agar stok darah ini tidak sempat terjadi kekosongan. Subsidi ini agar bisa mengatur teknis donor darah atau pembuangan limbahnya kalau sudah masa berlakunya habis,” ungkapnya.
Riskon juga berharap agar masyarakat Kotim terus menjunjung tinggi rasa kemanusiaan terhadap sesama dengan mendonorkan darahnya untuk kepentingan kesehatan bagi yang membutuhkan.
“Masyarakat kita dorong juga untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, donor darah ini tidak merugikan selain mendatang pahala juga dapat menyembuhkan orang lain yang membutuhkan, banyak tempat untuk donor darah salah satunya di PMI Kotim,” ucapnya. (ya/red1)