PALANGKA RAYA, inikalteng.com – MH Roy Sidabutar, kuasa hukum dari Afner Juliwarno dan Meiske Agglelina selaku orang tua bayi bernama Abraham (23 hari), yang meninggal dunia setelah menjalani operasi di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya beberapa waktu yang lalu, menyebut ada fakta baru terkait tindakan medis yang diberikan oleh pihak rumah sakit.
Tindakan medis yang diberikan kepada pasien tidak dilakukan oleh dokter spesialis. Padahal saat menjalani operasi pasien baru berusia 7 hari sehingga perlu penanganan secara khusus.
“Rumah Sakit Muhammadiyah merujuk ke RSUD Doris Sylvanus untuk ditangani oleh dokter bedah anak, tapi faktanya, operasi dilakukan oleh dokter bedah umum,” ucapnya, Sabtu (24/2/2024).
Roy menjelaskan, dokter di Rumah Sakit Muhammadiyah yang memberikan rujukan agar bayi ditangani dokter spesialis bedah anak di RSUD Doris Sylvanus adalah dokter yang sama sebagai dokter bedah anak di Palangka Raya dan pada saat bayi di RSUD Doris Sylvanus, dokter tersebut tidak ada sehingga bayi ditangani oleh dokter bedah umum.
“Tadi pagi kedua orang tua bayi telah menemui penyidik di Subdit Renakta Polda Kalteng dan menyampaikan fakta tersebut. Semoga kasus ini segera menemui titik terang,” harapnya.
Semetara itu, Afner menegaskan akan terus memperjuangkan keadilan untuk anaknya itu. Bahkan kalau kasus ini tidak segera tuntas, ia berencana menggali kembali kubur bayinya dan membawanya ke kantor DPRD Provinsi Kalteng dan Gubernur Kalteng.
“Saya tahu, saat di rumah sakit anak saya itu ingin hidup. Waktu 9 hari bertahan setelah operasi untuk bayi seusia itu tidak sebentar dan dia berjuang,” katanya.
Afner juga membantah apa yang disampaikan pihak rumah sakit yang menyatakan sudah memberikan tindakan sesuai standar, karena setelah menjalani operasi hingga meninggal dunia bayi mereka ditempatkan di ruang biasa.
“Selama menjalani perawatan di rumah sakit, anak kami tidak pernah ditempatkan di HCU tapi di ruang infeksius level 2. Bahkan saya harus mencium bau busuk dari anak saya yang masih hidup dan menangis,” tuturnya.
Untuk diketahui Abraham Benjamin yang lahir tanggal 9 Januari 2024, meninggal di usia 23 hari setelah menjalani operasi bedah pada bagian perut akibat didiagnosis mengidap megacolon congenital atau tidak bisa buang air besar.
Setelah menjalani operasi tersebut kondisi pasien tidak kunjung membaik yang akhirnya terjadi pembengkakan serta tercium aroma tidak sedap sehingga pada Rabu, 25 Januari 2024, Abraham Benjamin dinyatakan meninggal dunia.
Penulis : Nopri
Editor : Zainal