Masyarakat Diminta Waspada dan Siaga Karhutla

KASONGAN, inikalteng.com – Dalam beberapa pekan ini meskipun hujan turun hampir setiap hari, namun cuaca di Kabupaten Katingan terasa panas di 13 wilayah Kecamatan. Bahkan di Desa Tumbang Bulan Kecamatan Mendawai dalam minggu ini terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Masyarakat Katingan agar selalu waspada dan siap siaga menghadapinya,” kata ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Katingan, Riming wartawan di Kasongan, Sabtu (3/9/2022).

Ia juga mengimbau, agar warga jika melihat sekecil apapun titik api di wilayahnya masing-masing agar secepatnya untuk dipadamkan.

Baca Juga :  Obyek Wisata di Desa Bangkal Mulai Ramai Didatangi Pengunjung

“Sehingga, apinya tidak membesar dan tidak sampai merembet ke pemukiman penduduk setempat,” sebutnya.

Dan bagi Regu Pemadam Kebakaran (RPK) di masing-masing desa, dirinya minta selain waspada, juga selalu siap dan siaga, serta mempersiapkan sarana dan prasarana (sarpras) yang sudah dimiliki.

“Sehingga, ketika terjadinya karhutla secara refleks, bisa langsung ke titik api untuk melakukan pemadaman,” harap legislator PDI Perjuangan ini.

Baca Juga :  Legislator Desak Pemkab Kotim Cari Pangsa Pasar Karet

Selanjutnya, kepada sejumlah perusahaan di masing-masing wilayah , baik yang beraktivitas dalam perkebunan sawit, HPH maupun perusahaan besar lainnya, dirinya juga meminta agar turut membantu dalam mengantisipasi dan memadamkan titik api, jika terjadi di dekat arealnya. “Mari kita bersama-sama mengantisipasi terjadinya karhutla,” ajaknya.

Sebab, jika api sudah membesar menuruthya akan sulit kita padamkan. Dan, jika sudah tidak bisa dipadamkam lagi, bukan kerugian material saja yang menjadi beban kita, tapi akan berdampak yang lebih besar lagi. Diantaranya sulitnya dalam menjalankan aktivitas dan terserangnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

Baca Juga :  Waspada Ancaman Penyakit di Musim Pancaroba

Pasalnya, lanjutnya, setiap terjadinya karhutla, tentu saja menimbulkan asap. Dan asap inilah yang mengakibatkan sulitnya kita untuk beraktivitas dan terserangnya penyakit ISPA dimaksud.

“Dua dampak ini yang harus kita hindari terjadi di bumi Penyang Hinje Simpei ini,” harapnya. (hs/red3)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA