Masyarakat Parenggean Diimbau Jangan Pergi ke Zona Berbahaya

SAMPIT – Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kini sudah termasuk dalam zona berbahaya penularan covid-19. Pasalnya, di kecamatan ini sudah ada 10 orang yang dinyatakan positif covid-19.

Menyikapi kondisi itu, Sekretaris Fraksi Partai Gerindra DPRD Kotim, Juliansyah, mengimbau kepada seluruh masyarakat Kecamatan Parenggean supaya patuh terhadap protokol kesehatan. Di antaranya, tidak bepergian atau mengunjungi zona berbahaya (zona merah, zona hitam) penyebaran covid-19.

“Dari informasi yang kami terima, rata-rata pasien itu pernah pergi ke Banjarmasin (Kalsel). Sementara kita ketahui, saat ini Banjarmasin itu adalah zona hitam covid-19,” ujar Juliansyah di Sampit, Rabu (29/7/2020).

Baca Juga :  49 Desa di Kotim Belum Teraliri Listrik, Ini yang Dilakukan Dewan

Diingatkan pula, masyarakat Parenggean jika sayang dengan keluarganya, supaya bisa menahan diri. Jangan bepergian ke zona merah, apalagi zona hitam. Supaya mata rantai penyebaran covid-19 bisa diputus,” imbau Juliansyah.

Lebih lanjut dia mengatakan, Kecamatan Parenggean saat ini sudah jadi trending topic. Karena pasien dari Parenggean yang positif covid-19, rata-rata dari klastar Banjarmasin.

Baca Juga :  Pengembangan Peternakan Harus Melibatkan Banyak Pihak

“Tolong, masyarakat jangan bandel. Kita semua ingin sehat, kita semua ingin perekonomian dan dunia usaha bisa kembali normal. Jadi, tolong jangan pergi diam-diam dan kembalinya ke kampung juga diam-diam. Kondisi wilayah kita saat ini sudah berbahaya dengan jumlah pasien tersebut,” tandas Juliansyah.

Informasi yang dihimpun wartawan, selama ini masyarakat setempat selalu pergi diam-diam, seperti pada malam hari. Mereka keluar kampung dan perginya ke Banjarmasin. Sehingga, Tim Gugus Tugas Kecamatan kecolongan. Alhasil, mereka pun pulangnya diam-diam dan tidak mengikuti protokol kesehatan. Hingga akhirnya tanp disadari membawa virus di badannya.

Baca Juga :  Pemerintah Diminta Mengawasi US Metode Tatap Muka

“Mereka yang tertular virus itu, setelah pulang dari Banjarmasin. Pergi diam-diam, pada tengah malam dan dini hari, supaga petugas bisa dikelabui. Pulangnya ternyata positif tertular Corona. Kalau saya tidak berani. Jangankan ke Banjarmasin, ke Sampit saja, tidak berani selama empat bulan ini,” ujar salah seorang warga Parenggean berinisial NH.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA