PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Rapat Evaluasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalteng menyebutkan, angka inflasi Kalteng pada Oktober 2022 turun menjadi 7,10 persen.
Angka inflasi Kalteng Oktober 2022 tersebut, terungkap saat Staf Ahli (Sahli) Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yuas Elko didampingi Deputi Kepala Perwakilan BI Kalteng Magfur, saat memimpin rapat evaluasi TPID terhadap hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS) terkait inflasi Kalteng Oktober 2022, di Ruang Rapat Bajakah, Kantor Gubernur Kalteng, Rabu (2/11/2022).
Pada kesempatan tersebut, Deputi Kepala Perwakilan BI Kalteng Magfur, mengatakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kalteng Oktober 2022 tercatat deflasi sebesar 0,04 persen (mtm), dengan sumbangan Volatile Food (VF) -0,06 persen, Core Inflation (CI) 0,07 persen, dan Administered Price (AP) -0,06 persen.
“Serangan hama Tungro, menyebabkan terjadinya kegagalan pada beberapa sentra produksi padi, sehingga mendorong inflasi pada komoditas beras sebesar 0,02 persen. Sementara banjir di daerah Barito Utara, Lamandau, Pulang Pisau, dan Kapuas, mengakibatkan hambatan distribusi kacang panjang, serta daging ayam meningkat akibat harga pakan yang meningkat,” jelasnya.
Ditambahkan, memasuki akhir Oktober 2022, beberapa komoditas yang sempat stabil mengalami sedikit peningkatan, seperti bawang merah, beras, dan telur ayam. Hal tersebut diakibatkan bencana banjir di beberapa kabupaten di Kalteng yang menghambat jalur distribusi, serta menggenangi beberapa area lahan persawahan.
Di samping itu, beberapa komoditas ikan juga masih mengalami peningkatan akibat kondisi cuaca. Bahkan komoditas cabai rawit, cabai merah, dan bawang putih terus menurun, seiring dengan peningkatan stok dan masa panen di Jawa. Begitu juga dengan daging sapi dan daging ayam juga turut stabil, dikarenakan upaya operasi Pasar Murah dan Pasar Penyeimbang.
“Berdasarkan data inflasi Kalimantan Tengah dari Januari hingga Oktober 2022, Bahan Bakar Rumah Tangga merupakan komoditas yang paling sering menjadi 10 besar penyumbang inflasi, dengan andil inflasi yang cukup besar, yakni 0,07 persen. Hal ini juga disusul dengan komoditas beras yang memiliki komoditas dengan rata-rata andil terbesar, dan cukup sering menjadi penyumbang inflasi terbesar, yaitu sebanyak 7x dari 10 bulan terakhir,” imbuhnya.
Untuk diketahui, pada Oktober 2022, Kalteng berada di urutan empat setelah Provinsi Sumatera Barat, NTT, dan Kalimantan Selatan, dengan nilai inflasi sebesar 7,10 persen. (ka/red2)
Komentar