Bangunan Mushalla Hancur
SAMPIT – Abrasi akibat kuatnya gelombang laut terus mengikis sebagian kawasan Pantai Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Sehingga mengancam kondisi objek wisata tersebut. Selain akses jalan menuju sebuah makam yang selama ini menjadi objek wisata religi di pantai itu, kali ini abrasi juga mulai menghancurkan mushalla yang ada kawasan makam tersebut.
Sebelumnya, akses jalan menuju kubah sudah lama terputus. Padahal biasanya kendaraan bisa langsung menuju ke kubah. Tapi sekarang, peziarah harus memakai kelotok menyisir pantai hingga sampai ke kubah,” ujar Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotim H Rudianur saat dibincangi di ruang kerjanya, Rabu (2/2/2021).
Karena itu, dia meminta Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk turun tangan membantu Pemkab Kotim menangani abrasi yang terjadi di Pantai Ujung Pandaran.
“Kami meminta pemerintah daerah, baik kabupaten dan provinsi bisa memberikan alternatif solusi terhadap abrasi yang terjadi di kawasan obyek wisata di Ujung Pandaran itu,” ujar Rudianur.
Politisi Partai Golkar ini juga mendesak Pemkab Kotim atau Pemprov Kalteng serius menangani abrasi yang terjadi di Pantai Ujung Pandaran, agar kerusakannya tidak bertambah parah lagi. Apalagi kawasan tersebut merupakan salah satu objek wisata andalan Kabupaten Kotim, tetapi kondisinya sekarang sangat memprihatinkan.
“Saat ini sebagian Pantai Ujung Pandaran terancam hancur akibat abrasi yang terus menggerus pantai itu. Termasuk aset daerah berupa bangunan rumah betang yang ada di kawasan obyek wisata tersebut,” terang Rudianur.
Menurutnya, masalah ini perlu segera diantisipasi. Dalam jangka panjang, kalau abrasi ini terus dibiarkan tanpa ada penanggulangan yang optimal, maka suatu saat pasti akan sampai ke lokasi wisata. Termasuk proyek wisata dan bundaran yang dibangun oleh pemerintah daerah, juga akan terkena abrasi.
“Kalau hanya mengandalkan dana kabupaten, akan sangat berat. dana yang dimiliki Pemkab Kotim sangat terbatas, apalagi saat pandemi Covid-19 ini. Sementara penanganan abrasi membutuhkan dana besar dan penanganan yang cepat. Maka dari itu, Pemkab Kotim harus segera melakukan koordinasi dengan provinsi untuk segera ditangani,” tuturnya. (red)
Komentar