KASONGAN – Pemerintah kabupaten di Kalteng diminta menyiapkan media center dalam mengantisipasi virus corona. Media center itu untuk memberikan informasi yang pasti, terkait antisipasi corona di wilayah setempat. Jangan sampai informasi yang diterima masyarakat menyesatkan.
Permintaan disampaikan Ketua Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Kalteng Leonard S Ampung saat mengunjungi RSUD Mas Amsyar di Kasongan, Kabupaten Katingan, Jumat (20/3/2020).
Dikatakan, informasi yang beredar di media sosial sangat meresahkan. Karena banyak informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Untuk itu, pemerintah perlu meluruskan informasi yang beredar, jangan sampai menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Coba lihat informasi di media sosial. Banyak yang meresahkan. Orang dalam pengawasan, sudah dibilang positif. Padahal belum tentu. Bisa saja menderita penyakit lain,” kata Leonard.
Untuk meluruskan informasi, jelasnya, dibutuhkan media center, guna mengatur informasi yang beredar.
“Informasi soal corona harus satu pintu, lewat media center. Jadi, masyarakat mengetahui informasi resmi yang dikeluarkan pemerintah, dan sudah tahu ke mana ketika ingin mendapatkan informasi yang benar,” jelas Leonard.
Sementara, Bupati Katingan Sakariyas menyelaskan, banyaknya beredar berita bohong soal corona di wilayah setempat. Kemunculan informasi bohong tersebut meresahkan masyarakat. Akhirnya banyak masyarakat ketakutan. Padahal realitanya, tidak seperti yang beredar di media sosial.
“Kami kemarin berkunjung ke warga yang baru pulang umroh. Tujuannya ingin mengecek dan memastikan kondisi warga tersebut,” ungkapnya.
Realitanya, ungkap Sakariyas, kabar yang beredar di media sosial, warga yang dikunjungi dibilang positif, padahal orangnya sehat. Tidak ada masalah soal kesehatan. Tim hanya berkunjung, untuk melihat dan mengecek. Informasi itu beredar dan membuat kepanikan. Tentunya sangat merugikan, dan orang yang dikunjungi dikucilkan. Padahal sehat.
“Saya minta masyarakat tidak memosting sesuatu yang belum tentu benar. Periksa dulu kebenarannya. Jangan langsung mengatakan suspect,” harap Sakariyas.(red)
Komentar