Pendidikan Merdeka Belajar dalam Kesiapsiagaan Bela Negara Terhadap Era Revolusi Industri

ERA Revolusi Industri 4.0 memiliki tantangan sekaligus peluang bagi lembaga pendidikan. Salah satu hal penting untuk memajukan dan mengembangkan lembaga pendidikan harus memiliki daya inovasi yang dapat berkolaborasi. Jika tidak mampu berinovasi dan berkolaborasi, maka akan tertinggal jauh ke belakang.  Namun jika sebaliknya, lembaga pendidikan akan mampu menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat memajukan, mengembangkan, dan mewujudkan cita-cita bangsa yaitu membelajarkan manusia. Lembaga pendidikan harus mampu menyeimbangkan sistem pendidikan dengan perkembangan zaman.

Di era Revolusi Industri 4.0, sistem pendidikan diharapkan dapat mewujudkan peserta didik memiliki keterampilan yang mampu berfikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif dan inovatif serta keterampilan komunikasi dan kolaborasi. Juga keterampilan mencari, mengelola dan menyampaikan informasi serta trampil menggunakan informasi dan teknologi sangat dibutuhkan. Konsep Pendidikan Merdeka Belajar merupakan respons terhadap kebutuhan sistem pendidikan pada era Revolusi Industri 4.0.

Dalam sistem pendidikan nasional pendidik ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa namun terlalu diberikan aturan dibandingkan pertolongan.  Pendidik ingin membantu peserta didik untuk mengejar ketertinggalan di kelas, tetapi waktu habis untuk mengejar administrasi tanpa manfaat yang jelas. Pendidik mengetahui potensi peserta didik tidak dapat diukur dari hasil ujian, namun pendidik dikejar oleh angka yang didesak oleh berbagai pemangku kepentingan. Pendidik ingin mengajak peserta didik keluar kelas untuk belajar dari dunia di sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup petualangan. Pendidik sangat frustasi bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal.

Baca Juga :  FK-UPR Lantik Tujuh Dokter Muda

Penataan ulang sistem pendidikan dalam rangka menyongsong perubahan dan kemajuan bangsa yang dapat menyesuaikan dengan perubahan zaman. Dengan cara mengembalikan hakikat dari pendidikan yang sebenarnya yaitu pendidikan untuk memanusiakan manusia atau pendidikan yang membebaskan.

Dalam konsep Merdeka Belajar, antara pendidik dan peserta didik merupakan subyek di dalam sistem pembelajaran. Pendidik bukan dijadikan sumber kebenaran oleh peserta didik, namun pendidik dan peserta didik berkolaborasi sebagai penggerak dan mencari kebenaran. Artinya, posisi pendidik di ruang kelas bukan untuk menanam atau menyeragamkan kebenaran menurut pendidik, namun menggali kebenaran, daya nalar dan kritisnya peserta didik melihat dunia dan fenomena.

Baca Juga :  Anti Miskin di Akhir Bulan, Inilah Beberapa Metode Budgeting

Satu kepastian dalam era Revolusi Industri 4.0, kebutuhan utama yang ingin dicapai dalam sistem pendidikan atau lebih khusus dalam metode pembelajaran pada peserta didik yaitu penguasaan terhadap literasi baru. Literasi baru tersebut yaitu;

Pertama, literasi data. Literasi ini merupakan kemampuan untuk membaca, menganalisis dan menggunakan informasi (big data) di dunia digital.

Kedua, literasi teknologi. Literasi ini memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (Coding Artificial Intelligence & Engineering Principles).   

Terakhir, literasi manusia. Literasi berupa penguatan humanities, komunikasi, dan desain.   

Berbagai aktivitas literasi tersebut dapat dilakukan oleh peserta didik dan pendidik. Dan sistem dan atau metode pembelajaran pada pendidikan Merdeka Belajar mempunyai target yang sama. Jika peserta didik dapat menguasai literasi baru ini, maka akan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul dalam membangun masa depan Indonesia. Namun selain literasi baru, sistem pendidikan di era Revolusi Industri 4.0 tetap melakukan pembangunan karakter, seperti kejujuran, religius, kerja keras/tekun, tanggung jawab, adil, disiplin, toleran, dan lain-lain.

Baca Juga :  Jajaran Satgas Covid-19 di Kapuas Diminta Awasi Pasien Isolasi Mandiri

Keunggulan lain dari penerapan Kurikulum Merdeka ini adalah lebih relevan dan interaktif di mana pembelajaran melalui kegiatan projek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

Oleh sebab itu, dalam rencana pelaksanaan kegiatan belajar harus mampu melewati tantangan dan memanfaatkan peluang pendidikan di era Revolusi Industri 4.0. Dan pendidik menjadi kunci keberhasilan sistem pendidikan Merdeka Belajar. Oleh sebab itu, harus dapat beradaptasi dengan sistem pendidikan yang baru agar memiliki kompetensi dan keterampilan. Penguatan literasi baru pada pendidik sebagai kunci perubahan, termasuk revitalisasi kurikulum berbasis literasi dan penguatan peran pendidik yang memiliki kompetensi digital. Melalui perubahan kebijakan kurikulum berharap generasi muda di Indonesia dapat menjawab tantangan dan problematika di masyarakat global. (**) 

 

*) Penulis adalah Dosen FKIP Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Palangka Raya, Anggota Latsar CPNS Angkatan 28. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA