Perkuat Ketahanan Pangan, Lahan Tidur Harus Dimanfaatkan

SAMPIT, inikalteng.com – Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Parimus, mendorong agar masyarakat lokal menanam lahan tidur yang mereka miliki. Hal ini dalam rangka memperkuat ketahanan pangan, bukan membiarkan lahan tidur jadi semakin terbengkalai. Di sisi lain, pemerintah daerah juga diminta untuk memperhatikan para petani di Kotim. Salah satu yang sangat potensial menjadi usaha saat ini adalah kelapa sawit.  Sudah saatnya masyarakat berlomba-lomba mengurus lahan terlantar dan menjadikannya kebun kelapa sawit untuk kesejahteraan jangka panjang.

Baca Juga :  Rancangan APBD Harus Perhatikan Ekonomi Global

“Daripada lahan-lahan tidur tidak dimanfaatkan, kenapa tidak digunakan dan tidak ditanam saja dengan kelapa sawit atau tanaman holtikultura,” kata Parimus di Sampit, Senin (3/1/2022).

Politisi Demokrat ini juga mengajak semua masyarakat lokal jangan terlena dengan tidak memiliki kebun pribadi. Setidaknya, dengan kebun kelapa sawit seluas 2 hektare sudah cukup menyejahterakan keluarga. “Paling tidak setiap kepala keluarga punya 2 hektare. Saya yakin dengan 2 hektare kebun itu, setidaknya setiap bulan paling minim menghasilkan Rp4-5 juta,” imbuh Parimus.

Baca Juga :  Pemkab Kotim Harus Mampu Tingkatkan Pelayanan Publik

Dia mengakui, untuk ke depannya masyarakat memang harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Satu-satunya untuk bertahan, ialah harus memiliki kebun pribadi. Sebab, kebun pribadi ini memiliki jaminan yang mantap untuk masa mendatang.

“Mau dia anggota DPRD, PNS, swasta atau lainnya, itu bukan halangan untuk punya kebun. Karena dengan adanya kebun itu, maka secara tidak langsung kita sudah punya pasif income, sudah ada jaminan untuk kesejahteraan ke depannya. Asalkan kebun yang dibangun memang memiliki masa depan bagus dan pangsa pasar,” tandasnya.

Baca Juga :  Berkontruksi Beton, Jembatan Sambas Sampui Diharapkan Tahan Lama

Menurut Parimus, saat ini yang memiliki prospek bagus dikembangkan yakni kelapa sawit, tanaman holtikultura, tanaman rotan dan lain sebagainya. Jangan sampai orang lokal tidak punya kebun karena kurang mempersiapkan diri untuk ke depannya.  “Saya ingin masyarakat lokal sebenarnya sejahtera, paling tidak terjamin untuk kehidupannya di masa mendatang,” ucapnya.(ya/red1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA