PALANGKA RAYA, inikalteng.com – UPR berkomitmen penuh untuk menyelenggarakan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Salah satunya melalui implementasi Skema PERMATA-SARI (Pertukaran Mahasiswa Nusantara Sistem Alih Kredit) Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021.
PERMATA-SARI adalah progam pertukaran mahasiswa secara daring yang diselenggarakan oleh Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri (BKS-PTN) Wilayah Barat dan diikuti 33 PTN. Tujuan utama program ini adalah untuk menguatkan kompetensi dan memperluas pengalaman belajar mahasiswa dengan merasakan studi di PTN lain. Kemudian, menguatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air melalui interaksi antar budaya, serta mengembangkan jejaring dan kolaborasi di antara mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Di UPR, program MBKM ini dikelola secara terintegrasi di tingkat universitas oleh Tim MBKM yang diketuai Dr Rudi Waluyo ST MT yang juga Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UPR. Rudi Waluyo dikenal sebagai sosok yang tegas, dan pekerja tangguh.
“UPR aktif mengikuti berbagai skema kegiatan pertukaran mahasiswa alih kredit, mulai dari Permata Sakti (semester ganjil 2019/2020), sekarang ini ada PERMATA SARI, PERMATA MERDEKA, dan ke depan ada PERMATA BUDAYA,” jelas Rudi Waluyo, Selasa (2/3/2021).
Selain itu, lanjutnya, UPR juga melakukan kegiatan pertukaran mahasiswa alih kredit secara internal dengan nama PERMATA ISEN MULANG. Dalam program ini, dilakukan pertukaran mahasiswa alih kredit antar program studi dalam fakultas, dan antar program studi di luar fakultas (antar fakultas di lingkungan UPR). PKS antar fakultas dalam program ini, sudah ditandatangani Rektor UPR Dr Andrie Elia SE MSi.
“Kegiatan pertukaran mahasiswa alih kredit merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi, dan menjadi target capaian yang akan dievaluasi di tingkat kementerian. Demikian juga di internal UPR, kegiatan ini menjadi indikator kinerja utama program studi dan juga fakultas yang harus dicapai dan dipertanggungjawabkan kepada Rektor UPR,” terang Rudi Waluyo. (n/red)