PALANGKA RAYA – Pemerintah diharapkan kembali melakukan kajian mengenai program transmigrasi. Bukan hanya membekali para transmigran, tetapi juga memberikan pembekalan kepada penduduk tempatan. Bukan cuma ditanya bersedia atau tidak menerima kedatangan transmigrasi.
“Sangat disayangkan jika manfaat nyata transmigrasi yang selama ini sudah kelihatan, menjadi redup dan malah berakhir dengan pertentangan,” kata Rektor Universitas Palangka Raya Dr Andrie Elia SE MSi, yang juga Ketua Harian Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalteng.
Andrie Elia mengungkapkan harapan itu dalam paparannya saat menjadi narasumber pada Dialog Dewan Pengurus Pusat Forum Pemuda Dayak (DPP FORDAYAK) di Gazebo Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalteng di Palangka Raya (25/7/2020).
Menurut dia, ada baiknya pemerintah sedikit berhati-hati dalam hal ini dalam menempatkan warga transmigrasi. Alasannya, karena setiap wilayah memiliki karakter budayanya sendiri. Janganlah memaksakan karakter dan budaya warga pendatang untuk diterapkan pada penduduk setempat.
Cara paling baik adalah menjadikan budaya lokal sebagai ciri utama daerah, serta tetap bersinergi menjaga budaya dan tradisi (inkulturasi) kedua belah pihak. Ini bisa dipercepat jika ada campur tangan pemerintah secara nyata. “Misalnya, nama daerah penempatan warga transmigrasi menggunakan bahasa lokal,” kata Andrie Elia.
Salah seorang tokoh masyarakat Dayak ini mengakui, bahwa kini semuanya harus mau berubah. Perubahan semakin cepat melanda seluruh dunia termasuk melanda Indonesia sebagai negara besar yang memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Kalteng sebagai bagian dari NKRI, juga tidak mampu menghindar dari perubahan yang semakin cepat, kompleks dan penuh dengan ketidakpastian.
Perubahan yang cepat, ternyata juga memiliki kompleksitas yang tinggi, karena melanda hampir semua aspek kehidupan manusia, seperti ideologi, hukum, politik,
ekonomi, sosial budaya, bahkan pertahanan dan keamanan.
“Perubahan yang kita harapkan adalah perubahan ke arah yang lebih baik, lebih adil, makmur dan sejahtera, lebih aman dan damai. Oleh sebab itu, masyarakat Kalteng harus mau berbuat untuk perubahan, supaya tidak terjebak dalam ketidakpastian,” harap Andrie Elia.(red)