oleh

Seni, Pondasi Pengembangan Kecerdasan Anak

Oleh: Dwi Susanti *)

 

BERBICARA tentang kecerdasan, hal pertama yang akan terlintas adalah prestasi akademik. Namun, pada kenyataannya kecerdasan tidak selalu tentang nilai akademik.

Jika kita menelisik secara umum, kita akan menyaksikan bahwa klaim cerdas sebatas pada orang yang mendapatkan piala dan piagam akademik. Selama ini kecerdasan sering diartikan ketika seseorang mendapat nilai tinggi di sekolah, pandai berhitung juga pandai dalam mengingat pelajaran. Namun, pada kenyataannya kita tidak bisa memungkiri bahwa setiap anak itu cerdas. Setiap anak terlahir dengan kemampuan yang unik dan menarik. Setiap anak punya kemampuan yang berbeda-beda. Kita tidak bisa samakan anak satu dengan anak yang lainnya. Meskipun anak tersebut adalah saudara kandung bahkan kembar sekalipun.

Kecerdasan Itu Beragam

Kita tidak bisa menuntut anak harus cerdas di bidang akademik saja. Kita juga harus melihat anak dari sisi lainnya. Kemampuan anak dalam mengolah rasa dan menuangkannya perlu diberikan ruang untuk berkreativitas. Belum lagi kemampuan anak dalam bidang seni tersebut mampu memberikan gambaran serta solusi yang diharapkan untuk dapat membantu anak dalam mengembangkan kecerdasannya sesuai dengan perkembangannya.

Seni dan Kecerdasan

Seni dan kecerdasan sering kali digambarkan sebagai dunia yang berbeda, sulit dipertemukan. Kecerdasan dianggap sesuatu yang tidak dapat diubah, sementara seni mengekspresikan perasaan yang memiliki unsur keindahan di dalamnya diungkapkan melalui suatu media yang sifatnya nyata. Namun pada kenyataannya seni dan kecerdasan adalah hal yang saling berkaitan.

Baca Juga :  RSUD Tamiang Layang Siap Terima Peralatan Medis Modern dari Pemerintah

Dari beberapa pandangan orang tua, masih banyak perbedaan pendapat yang tidak bisa terelakkan. Tapi pada kenyataannya, kehidupan sosial anak yang sangat beragam sebetulnya dekat sekali dengan seni. Bisa dijumpai hampir seluruh kegiatan anak bersinggungan langsung dengan seni. Bahkan pada tataran yang lebih luas kebiasaan orang tua dalam menyambut ulang anaknya sering kali mementaskan kesenian baik dekorasi, menyanyi, musik dan tarian sederhana.

Plato dalam tesisnya mengemukakan keterkaitan seni dengan dunia Pendidikan, yakni: “That art should be the basis of education”. Seni sepatutnya menjadi dasar Pendidikan. Keterkaitan tesis plato tersebut masih terasa hingga saat ini, khususnya dalam konteks pelaksanaan pendidikan. Dalam hal ini, seni dipandang sebagai instrument atau media memberikan keseimbangan intelektualitas dan sensibilitas.

Secara alamiah anak-anak menyukai seni. Seni melukis, menggambar, mewarnai, atau memperkenalkan seni pada anak memberi manfaat bagi perkembangan kecerdasannya. Seni tidak hanya membuat mereka kreatif tapi juga menjaga sisi psikologis mereka. Manfaat seni bagi pengembangan kecerdasan bisa dilihat secara langsung. Orang tua bisa menilai sendiri bagaimana hubungan seni dengan perkembangan kecerdasan anak.

Baca Juga :  Puluhan Anggota Pramuka UPR Dilatih Kelola Pertanian Terpadu

Secara fisik otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kiri digunakan untuk berfikir secara logis dan menganalisis proses. Otak ini berperan ketika anak belajar matematika dan belajar tentang ilmu pengetahuan alam. Otak kanan digunakan untuk mengatur emosi, intuisi, dan kreativitas. Otak inilah yang digunakan ketika seseorang belajar kesenian.

Namun, sering kali bagian ini terlupakan, tidak sedikit sekolah di Indonesia yang tidak memperhatikan. Padahal bagian ini memiliki peran yang sangat besar bagi perkembangan kecerdasan anak. Di samping juga banyak orang tua tidak mempunyai biaya yang cukup untuk memberikan pendidikan khusus seni pada anak-anaknya.

Dari sederet fakta sudah cukup sebagai saksi, bahwa hubungan antara seni dan kecerdasan tak bisa dipisahkan. Hadirnya seni dapat menggali kreativitas dan keterbukaan anak dalam pemikiran. Seni sangat penting untuk mendukung perkembangan otak anak.

Seni pondasi Pengembang Kecerdasan
Salah satu pendidikan yang diharapkan dapat membelajarkan anak dalam seni adalah pendidikan formal. Namun, karena kurangnya perhatian dan adanya kecondongan ke arah pendidikan akademik saja, ada baiknya pemerintah untuk lebih memperhatikan dan memberikan pemahaman kepada guru dan peserta didik tentang pentingnya seni. Selain itu, peran orang tua sangat dibutuhkan dalam menstimulus perkembangan sang anak. Manfaat seni bagi perkembangan kecerdasan anak memiliki efek jangka panjang.

Baca Juga :  Sosialisasi Final Balon Rektor UPR Digelar 8 Agustus

Untuk mencapai kecerdasan yang optimal, kedua bagian otak pada anak harus terus distimulus secara bersamaan. Ketika kedua bagian otak ini seimbang, maka potensi anak akan lebih meningkat. Anak tidak hanya cerdas secara logika, namun juga secara emosi. Selanjutnya anak akan menjadi orang yang tidak hanya cerdas tapi juga berbudi luhur. Seni berkaitan dengan perkembangan otak kanan. Itulah sebabnya di awal masa belajarnya anak diajarkan untuk berkreasi. Ketika di rumah, anak bisa distimulus dengan kegiatan bermain pasir, bermain lumpur, atau memainkan permainan berbau kesenian sederhana. Permainan seperti inilah yang mengasah kecerdasan anak lebih baik daripada belajar bentuk angka dan huruf. Hal ini hanya bisa dicapai ketika orang tua mampu mendampingi dan memfasilitasi kebutuhan anak di mana tidak akan mengeluarkan biaya yang besar.

Pada akhirnya, dengan belajar seni anak akan belajar bagaimana berpikir kreatif dan terbuka. Artinya, anak akan berpikiran luas kelak ketika dewasa. Mereka akan lebih mudah menerima perbedaan dan mereka juga akan belajar bagaimana mengobservasi dan mendeskripsikan sesuatu. Perlu diingat, bahwa belajar seni tidak bisa dipelajari dalam waktu singkat. Tetapi, perlu dipelajari secara terus-menerus. (**)

*) Penulis adalah Mahasiswa Prodi PGSD, FKIP, Universitas Palangka Raya

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA