Seni Tradisi Kalteng dalam Merawat Kebangsaan

SETIAP bangsa yang besar ataupun kecil bisa dilihat dari sudut seberapa jumlah penduduknya dan ditandai oleh kebudayaannya yang khas. Bangsa yang besar telah memiliki banyak keanekaragaman budaya sebagai satuan etnik yang membentuk suatu negara. Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Dengan kekayaan budaya itu, sudah semestinya bila kita merasa bangga menjadi warga negara Indonesia.

Indonesia merupakan sebuah negara yang hebat karena dengan keanekaragaman budaya yang dimilikinya, Indonesia tetap menjadi negara yang kokoh dan terintegrasi dengan baik. Padahal untuk menyatukan sebuah keanekaragaman dalam satu wadah keindonesiaan itu bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan.

Bila menengok ke negara-negara lain seperti Uni Soviet misalnya, mereka telah gagal menyatukan sebuah keanekaragaman. Mengapa yang terjadi di Indonesia tidak seperti apa yang terjadi di Uni Soviet? Karena memang solidaritas bersama yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sangat kuat yang kemudian tercurahkan dalam ikatan nasion.

Ernest Renant mengungkapkan bahwa nasion merupakan suatu solidaritas yang besar yang terbentuk oleh perasaan yang timbul akibat pengorbanan-pengorbanan yang telah dibuat dan dalam masa depan dan bersedia dibuat lagi. Kemudian, bagaimana solidaritas yang besar itu dapat tercipta? Untuk menjawab itu tentu kita perlu merunut ke dalam sejarah bangsa Indonesia di masa lampau.

Baca Juga :  Permenaker Nomor 2 Tahun 2022 Perlu Direvisi

Sejarah masa lampau negara kita sangatlah panjang demi memperjuangkan diri untuk lepas dari belenggu penjajahan. Bagaimana solidaritas itu tercipta memang ada kaitannya dengan sejarah bangsa Indonesia. Karena bangsa Indonesia pada masa itu sama-sama mengalami perasaan pahitnya dijajah oleh bangsa asing.

Indonesia, menjelang dan sesudah kemerdekaan, terbentuk sebagai nasion Indonesia yang merupakan persatuan dari berpuluh-puluh bangsa sehingga masing-masing disebut sebagai “suku bangsa”. Masing-masing suku bangsa di Indonesia itu membawa warisan budayanya terbentuk melintasi masa berabad-abad. Wujud dari warisan budaya tersebut meliputi berbagai unsur, yang pada umumnya tidak sulit untuk dibedakan satu dari yang lain. Unsur budaya yang paling jelas terlihat dari seni tradisi yang dimiliki, baik upacara adat, ragam hias, tari-tarian, hingga bentuk bangunan (arsitek).

Seni tradisi merupakan sebuah unsur seni yang menjadi bagian hidup pada masyarakat dalam sebuah suku/bangsa/ tertentu. Pada dasarnya, dalam sebuah seni tradisi selalu mengandung nilai-nilai luhur dan pesan keteladanan yang coba disampaikan oleh para seniman dan pujangga Nusantara.

Kalimantan Tengah (Kalteng) merupakan salah satu daerah dengan beragam kesenian tradisi yang berkembang di dalamnya. Kekhasan seni tradisi di Kalteng menjadi substansi yang sering dibahas terkait nuansa-nuansa perbedaan di antara daerah yang serumpun. Misalnya, upacara adat, tari tradisional, ornament, rumah betang, dan lain sebagainya merupakan khas Kalteng yang beda dengan daerah-daerah lain.

Baca Juga :  PBS di Kalteng Diminta Tertib Bayar Pajak Daerah

Menyoal seni tradisi di Kalteng tentu tidak lepas dari suku Dayak yang mendasarinya. Masyarakat Kalteng yang notabene dihuni oleh suku Dayak sudah pasti dalam perjalanan seni tradisinya berkaitan erat dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Ekspresi seni tradisi Kalteng yang mewakili ungkapan terhadap alam semesta mengandung nilai-nilai yang patut diteladani dan tidak boleh diabaikan begitu saja. Ungkapan nilai-nilai tersebut sejatinya mampu mengantarkan kita pada karakter yang lebih sejati sebagai manusia, seperti halnya nilai kesucian, kebijaksanaan, penghormatan, keberanian, harapan, dan lain sebagainya.

Salah satu contoh seni tradisi di Kalteng yang masih eksis ialah terkait dengan upacara adat. Upacara adat seperti mamapas lewu, tiwah, ritual nahunan masih dijumpai pada masyarakat Kalteng sebagai upaya berdo’a dan harapan dalam tatanan kehidupan. Belum lagi pada bidang seni ukir, bagi orang Dayak, seni ukir ataupun seni memahat menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan sebagai manifestasi dari jati diri tingginya peradaban. Di sisi lain ada tari-tarian seperti tari kayau, manganjan, hugo dan huda, dan lain sebagainya yang semuanya memuat nilai-nilai teladan dalam kelangsungan hidup di masyarakat.

Baca Juga :  Ben Brahim Optimis, 2022 Kuala Kapuas Jadi Kota Layak Anak

Kalau nilai-nilai itu dihayati dengan baik, sudah otomatis akan menumbuhkan karakter kebangsaan yang kuat di kalangan generasi muda Indonesia. Karakter itulah nantinya yang mampu menjadi benteng kuat bagi bangsa, ketika ada upaya pihak lain merangkul dan mengajak untuk melakukan tindakan-tindakan yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian.

Pada akhirnya, seni tradisi di Kalteng yang sejatinya menjadi bagian dari budaya bangsa, hendaknya dijaga dan dipertahankan dalam menghadapi arus global yang berkembang di seluruh penjuru dunia. Selanjutnya, eksistensi seni tradisi Kalteng yang diajarkan oleh leluhur-leluhur sebagai ungkapan perasaan yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan, sudah semestinya menjadi teladan yang patut ditanamkan pada generasi milenial agar menjadi pribadi yang berkarakter. Hal ini tentu menjadi pondasi diri dalam upaya merawat bangsa dan bernegara. (**)

*) Penulis adalah Dosen Pend. Sendratasik Universitas Palangka Raya, Peserta LATSAR CPNS Angkatan XXVII Puslatbang KDOD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA