Tatanan Kehidupan Baru Bertujuan Menyelamatkan Hidup Warga dan Negara

PALANGKA RAYA – New Normal atau yang selanjutnya dikenal dengan tatanan kehidupan baru, adalah kebijakan membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan menggunakan standar kesehatan yang sebelumnya tidak ada sebelum pandemi. Kebijakan itu merupakan upaya untuk menyelamatkan hidup warga dan menjaga agar negara tetap bisa berdaya menjalankan fungsinya.

Hal itu dipaparkan Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Dr Andrie Elia SE MSi, dalam arahannya ketika membuka Webinar dengan tema “Berani Melangkah untuk New Normal” yang digagas Tim Bantuan Medis (TBM) Tingang Menteng via aplikasi zoom meeting di Rumah Jabatan Rektor UPR di Palangka Raya, Sabtu (20/6/2020).

Dikatakan, tatanan kehidupan baru adalah tahapan baru setelah kebijakan stay at home atau work from home atau pembatasan sosial diberlakukan untuk mencegah penyebaran massif wabah virus corona. Utamanya agar warga yang memerlukan aktivitas di luar rumah dapat bekerja dengan menggunakan standar kesehatan yang ditetapkan. Jadi, bukan sekedar bebas bergerombol atau keluyuran.

Baca Juga :  Gubernur Salurkan Bantuan Mesin Penggilingan Padi

“Tatanan kehidupan baru diberlakukan, karena tidak mungkin warga terus menerus bersembunyi di rumah tanpa kepastian. Tidak mungkin seluruh aktivitas ekonomi berhenti tanpa kepastian yang menyebabkan kebangkrutan total, PHK massal dan kekacauan sosial,” jelas Andrie Elia.

Dengan demikian, lanjutnya, negara tetap mampu menjalankan fungsi-fungsinya sesuai konstitusi. Karena pemasukan negara, berasal dari pajak dan penerimaan lainnya. Jika aktivitas ekonomi terus berhenti total, maka negara tidak punya pemasukan. Akibatnya, negara juga tidak bisa mengurus rakyatnya.

“Tatanan kehidupan baru diberlakukan dengan kesadaran penuh bahwa wabah masih ada di sekitar kita. Aktivitas ekonomi publik diperbolehkan, dengan syarat menggunakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Jika itu tidak dilakukan, maka dampak sosial ekonominya tidak akan bisa tertahankan. Kebangkrutan ekonomi akan membawa efek domino kebangkrutan negara,” ungkap Ketua Harian Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalteng ini.

Baca Juga :  Pemkab Bartim Berikan Kemudahan Pembayaran Pajak dan Retribusi

Sedangkan bagi masyarakat yang tidak setuju dengan penerapan tatanan kehidupan baru tersebut, agar tetap tinggal di rumah. Sebab, banyak orang tetap harus keluar rumah untuk bisa menghidupi keluarganya. Karena tidak semua orang bisa bertahan selama berbulan-bulan, apalagi bertahun-tahun dan tetap bisa menghidupi keluarganya.

Untuk memastikan New Normal bisa berjalan baik, menurut Rektor UPR, maka pemerintah harus melakukan upaya yang sistematis, terkoordinasi dan konsisten dalam melakukan pengawasan publik dan law enforcement. Di dalamnya juga termasuk memperbesar kapasitas sektor kesehatan untuk mengantisipasi lonjakan penderita Covid-19.

Baca Juga :  UPR Turut Meriahkan Karnaval Budaya Isen Mulang

“Pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi untuk memastikan pemeriksaan kesehatan yang massif, tersedianya sarana perawatan dan peralatan medis, melindungi warga yang paling rentan melalui penyiapan pengamanan sosial yang tepat sasaran dan perlindungan kesehatan,” harap Andrie Elia.

Dalam webinar ini, menghadirkan dua pembicara, yakni dr Dina Elizabeth Sinaga Sp KJ (Psikiater RSJ Kalawa Atei primya Betang Pambelum), yang mengangkat materi tentang Manajemen Stres yang Baik dalam Menghadapi Era New Normal. Narasumber kedua adalah dr Ni Nyoman Sri Yuliani SpGK (Kepala Dapartemen Gizi FK UPR), yang memaparkan tentang asupan gizi yang baik bagi tubuh dalam rangka memasuki era new normal. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA