PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Anggota DPD RI Perwakilan Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang mengakui terjadi perubahan yang luar biasa terhadap cara komunikasi di dunia politik di zaman sekarang dibandingkan dulu.
Dimana dramaturgi yang dilakukan para politikus dalam perannya menarik perhatian masyarakat, cenderung dengan pola pendekatan sesuatu yang bersifat hiburan dan permainan, daripada pendekatan yang terlihat lebih resmi.
Hal itu disampaikan Teras ketika menjadi penelaah dalam acara bedah buku dengan judul “Dramaturgi Politik Indonesia” karya Dr Muhamad Sulhan bersama para pegiat literasi dan sejumlah mahasiswa diselenggarakan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kalteng, Senin (27/5/2024).
“Saya mengingat pada saat pilpres lalu ada nuansa gemoy. Dimana setiap komentar dan pertanyaan dijawab dengan gemoy, selalu dijawab dengan seperti bermain. Jadi jangan heran bila ada yang aneh-aneh dalam pilkada nanti,” sebut Teras.
Mantan Gubernur Kalteng periode 2005-2010 dan 2010-2015 ini mengaku bahwa dramaturgi politik di era milenial memang sudah beralih mengikuti perkembangan zaman. Dimana komunikasi politik sekarang ditampilkan sesuatu yang lebih santai serta menghibur daripada penampilan resmi.
Terlebih dalam menghadapi Pilkada 2024, Teras berpesan kepada para generasi Z dengan cerdas mampu menilai siapa calon pemimpin daerah yang memiliki kualitas, kapasitas maupun kapabilitas yang dapat membawa daerah semakin maju bukan sebaliknya.
Sementara itu, penulis buku Dramaturgi Politik Indonesia, Dr Muhamad Sulhan menjelaskan bahwa lahirnya buku tersebut tidak lepas dari dua teori yakni teori dramaturgi dan Homoludens. Dimana teori Dramaturgi, para politikus melakukan permainan panggung drama, sedangkan homo ludens adalah teori memahami mansuai mahkluk yang menyukai permainan.
“Permainan politisi adalah permainan panggung, yang mana panggung depan berbeda dengan panggung belakang. Mereka menggunakan media visual seperti talkshow dan media sosial podcast,” ungkap Sulhan.
Sebab itu, Sulhan memandang di era sekarang, para politisi harus mampu bermain drama melalui media sosial, seperti instagram, tiktok, maupun medsos lainnya, untuk menarik masyarakat menyukainnya. Bahkan berpura-pura menjadi orang yang berbeda jauh dari karakter pribadi politisi sendiri.
penulis/editor : Adinata