PULANG PISAU, inikalteng.com – Anggota Komite II Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Agustin Teras Narang mengajak semua pihak terkait untuk berkolaborasi mengembangkan lahan pangan food estate, khususnya di Provinsi Kalimantan Tengah.
Pasalnya, diketahui dari informasi yang disampaikan kepada Komite II DPD RI, terdapat perbedaan penanganan sejumlah lahan pertanian di kawasan food estate tersebut, sehingga dinilai bisa menimbulkan kesenjangan.
Hal itu disampaikan Teras dalam kegiatan dialog Komite II DPD RI dengan jajaran perwakilan Kementerian Pertanian, Kementerian PUPR, ATR/BPN, Pemerintah Provinsi Kalteng, Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau, serta kelompok tani di Desa Balanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Senin (4/9/2023).
“ Bagaimana semuanya dapat dilakukan bersama-sama. Saya sedih mendengar, bila di sini intensifikasi dan di sana ekstensifikasi. Mari bareng kerjakan bersama, prinsipnya itu,” sebut Teras.
Apalagi sebutnya, Kabupaten Pulang Pisau merupakan salah satu sentra komoditas pangan, penghasil padi di Kalteng. Terlebih dengan adanya program food estate yang merupakan program pemerintah pusat dalam menjaga ketahanan serta mendorong kedaulatan pangan nasional.
Teras juga mengungkapkan, dari dialog tersebut diketahui tantangan dari ribuan hektar program ekstensifikasi atau pencetakan lahan sawah baru di Pulang Pisau yang memiliki proses tidak mudah. Sebagai contoh di Desa Sanggang, Kecamatan Pandih Batu yang memiliki luasan sekitar 60 hektar sawah baru. Tahun pertama pembukaannya yang dimulai 2021 lalu, baru bisa menghasilkan 1 ton padi per hektar, bahkan sebagian ada yang gagal.
“ Meski demikian, proses dari tahun ke tahun, lewat kolaborasi seluruh instansi dan tata kelola air, maka masalah di lahan yang umumnya lahan gambut ini bisa diatasi. Produksi padi pun kian membaik,” ungkapnya.
Selain itu ditambahkan Teras, keluhan petani terkait soal ketersediaan pupuk, optimalisasi alsintan dan pengairan, pedampingan, hingga soal kepemilikan dan status lahan yang dulunya merupakan lahan transmigran, akan pihaknya komunikasikan dengan kolega di Komite I yang bermitra dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“ Inilah pelajaran penting dalam sebuah kebijakan. Selama dilakukan dengan konsisten, kolaboratif, dan setiap masalah diatasi secara jeli, maka bisa menghasilkan. Tentu ada proses yang tak singkat dan mudah. Namun sejauh tidak ditinggalkan begitu saja, tetap dikelola baik dan dievaluasi berkala, akan ada hasil. Memberi harapan untuk memperkuat program ketahanan pangan kita,” kata Teras. (adn/red4)