PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Anggota DPD RI Dapil Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang menegaskan menjadi pemimpin bukan berarti bekerja sendiri, melainkan harus mampu mengajak semua orang mencapai tujuan bersama.
Karena nilai kepemimpinan itu dilihat dari pikiran, perkataan, dan juga perbuatan. Sehebat-hebatnya pikiran kalau tak sejalan dengan perkataan, dia bukan pemimpin yang baik. Atau pikiran dan perkataan baik, tapi perbuatan tidak baik, tentu dia bukan pemimpin yang baik.
Hal ini disampaikan Teras menjawab pertanyaan mahasiswa dalam pelatihan KPUM dan BAWASRA PEMIRA Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Palangka Raya, Minggu (18/12/2022) di tengah masa reses kami sebagai anggota DPD RI.
“Menurut saya, dalam organisasi, ada peran dan fungsi yang tidak terpisah satu sama lain. Pemimpin tidak bisa bertugas kalau tidak didukung oleh jajaran yang mendukung. Program tidak akan mungkin berjalan tanpa ada komisi-komisi yang secara khusus mengurus tanggung jawab organisasi,” jelas Teras.
Teras mengaku bersyukur semasa menjabat sebagai Gubernur Kalteng dibantu Wakil Gubernur, Sekda, Asisten, Kepala Dinas, Kepala Badan, dan seluruh ASN. Bersama sama menghadapi musuh bersama yakni kemiskinan, kebodohan, kemelaratan, dan tidak kalah penting ada kesepakatan untuk membangun infrastruktur.
Teras juga menceritakan, dulu bersama tim membangun jalan misalnya dari Simpang Runtu ke Nanga Bulik dan ke beberapa wilayah termasuk ke perbatasan Kalimantan Selatan. Ada berbagai jembatan juga yang turut dibangun untuk mempermudah akses dan mempercepat laju perekonomian.
“Ini semua butuh pemeliharaan dan keberlanjutan. Maka butuh memilih pemimpin yang sungguh ingin membangun dengan semangat kebersamaan. Jangan sampai memilih mereka yang hanya membangun kelompoknya saja,” sebut Teras.
Salah satunya sambung Teras, ia membangun Mesjid Raya bukan untuk golongan sendiri. Membangun infrastruktur bersama seluruh elemen, pemimpin membangun untuk semua. Pemimpin harus menjadi panutan dan bisa bekerja sama serta tidak membeda-bedakan.
Teras juga menjelaskan dimana saat ini sedang menghadapi situasi Perfect Storm atau Badai Paripurna. Ditandai dengan krisis global di tengah ketidapastian geopolitik imbas perang Ukraina dan Rusia.
Perfect Storm lanjutnya, ditandai dengan lonjakan inflasi tinggi yang dialami oleh negara-negara maju setelah 30-40 tahun terakhir, ancaman resesi, hingga aspek ketidakpastian geopolitik global menjadi momok yang turut membayangi perekonomian Indonesia. Tantangan ini mesti diubah menjadi peluang dengan semangat kebersamaan.
“Saya mengajak para mahasiswa dari Dewan Perwakilan Mahasiswa, KPUM UPR dan ANWASRA UPR, untuk menjadi pemimpin yang dapat mengubah tantangan menjadi peluang. Melihat badai yang paripurna sebagai ajang mencari peluang yang bisa dimanfaatkan bersama,” ajak Teras.
Selain itu, Teras mengajak para mahasiswa menggunakan ponsel masing-masing untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi. Manfaatkan Teknologi Informasi dengan baik dan sempurna.Kemudian bagi yang masih di Perguruan Tinggi dapat gunakan kesempatan ini dan gali ilmu sebanyak-banyaknya. (adn/red4)
Komentar