SERUYAN – Berbagai cara dilakukan untuk mencegah penyebaran Virus Korona yang menggemparkan dunia. Seperti yang dilakukan masyarakat Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan. Untuk mencegah masuknya virus korona ke daerah setempat, warga menggelar ritual Tolak Bala dengan memasang Tarinting di ruas Jalan Jenderal Sudirman Km 62 dan di Km 73. Ritual ini bertujuan untuk mencegah penyebaran Virus Korona atau Covid-19 di daerah itu.
Pimpinan pemasangan Tarinting yang juga Mantir Adat, Singing, mengatakan, ritual adat ini merupakan ikhtiar agar daerah terbebas dari pandemi virus korona yang akhir-akhir ini sangat meresahkan warga Desa Bangkal khususnya, dan bahkan sudah membuat dunia geger.
“Ritual pemasangan Tarinting merupakan kepercayaan kami dalam menghadapi masalah besar yang menimpa desa. Jika orang tidak mempercayai masalah ini, tidak jadi masalah. Yang jelas, kami melakukan beberapa tahapan ritual, sampai dengan terpasangnya Tarinting ini,” tutur Singing kepada inikalteng.com, Minggu (29/3/2020).
Ia juga mengatakan, upacara adat itu dilakukan sebagai bentuk keyakinan dan kepercayaan masyarakat yang sudah diwariskan sejak dulu kala, apabila adanya wabah penyakit. Upacara adat tersebut dilakukan dengan beberapa tahapan dan dengan penuh keyakinan agar wabah penyakit korona yang terjadi selama kurang lebih dua bulan belakangan ini, cepat berlalu.
“Tolak bala merupakan tradisi yang sudah lama dilakukan para leluhur kami, saat ada wabah penyakit. Utamanya meminta pertolongan kepada Yang Maha Kuasa, agar wabah tersebut tidak sampai masuk wilayah kami,” katanya.
Sementara itu, Camat Seruyan Raya Roby Kurniawan, meminta kepada warga se-Kecamatan Seruyan Raya untuk mengikuti anjuran pemerintah, serta menjaga kebersihan di lingkungannya masing-masing.
“Jagalah kebersihan diri dengan sering mencuci tangan pakai sabun dan menjaga kebersihan lingkungan masing-masing,” pungkasnya.
Dalam Ritual Tolak Bala pemasangan Tarinting itu, tampak ikut hadir pula Damang Kepala Adat Salundik Uhing, Kepala Desa Bangkal Markuni, para Mantir Adat Kecamatan Seruyan Raya, serta sebagian masyarakat Desa Bangkal. (red)