PALANGKA RAYA – Ketua Harian Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalteng, Dr Andrie Elia SE MSi, mengimbau masyarakat Kalteng, baik yang ada di perkotaan sampai ke desa-desa, agar sejak dini peduli dengan upaya mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Hal itu mengingat, tidak lama lagi Provinsi Kalteng dan beberapa daerah lainnya di Indonesia, akan menghadapi musim kemarau, yang tentunya rawan karhutla.
“Tiap tahun khususnya pada musim kemarau, wilayah Kalteng ini rawan karhutla. Karena itu, semua komponen masyarakat harus peduli. Salah satu caranya adalah saling mengingatkan antara warga yang satu dengan lainnya agar ikut mengantisipasi terjadinya karhutla,” harap Andrie Elia saat ditemui wartawan di Palangka Raya, Selasa (16/6/2020).
Untuk pemanfaatan lahan pada musim kemarau nanti, menurut Andrie Elia, agar diupayakan seminim mungkin, dan harus ada langkah pengendalian. Bahkan jika memungkinkan, tidak ada pembakaran lahan. Seluruh elemen masyarakat harus tahu dan paham akan hal itu.
Untuk wilayah Kalteng yang sangat luas ini, lanjutnya, kalau kita hanya berpikir bagaimana memadamkan api, tentu sangat berat. Jadi, yang paling penting sekarang adalah antisipasinya. Karena jika sudah terjadi karhutla, apalagi diiringi dengan bencana kabut asap, sangat sulit untuk memadamkan, perlu biaya besar, peralatan memadai dan tenaga yang banyak. Sulit kita mengatasi, terutama di daerah-daerah lahan gambut.
“Jadi kuncinya adalah kesadaran masyarakat untuk bergotong royong, jangan sampai melakukan pembakaran lahan. Kalaupun terjadi kebakaran lahan, harus diantisipasi agar tidak merembet jauh ke tempat lainnya,” tandas Rektor Universitas Palangka Raya ini.
Diungkapkan pula, daerah yang rawan terbakar di Kalteng seperti pengalaman tahun-tahun lalu, di antaranya adalah daerah-daerah bergambut seperti sebagian wilayah Kota Palangka Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kotawaringin Timur, dan kawasan Barito di mana ada hutan sekunder di lahan gambut.
“Mari sejak dini kita peduli musim kemarau dan peduli terhadap penanganan karhutla,” ajak Andrie Elia.(red)