Pihak Terkait Diminta Cek Semua Toko di Kotim
SAMPIT, inikalteng.com – Masyarakat diingatkan supaya lebih berhati-hati membeli bahan untuk membuat kue dan makanan serta minuman berbuka puasa atau yang sering disebut takjil. Karena jika tidak hati-hati, bisa saja terbeli produk yang dibuat menggunakan bahan kedaluarsa, mengandung zat maupun pengawet berbahaya.
“Di bulan puasa hingga lebaran tak jarang digunakan oknum tidak bertanggung jawab untuk mengeruk keuntungan banyak dengan memanfaatkan produk makanan yang sudah hampir kedaluarsa, bahkan bisa saja didaur ulang,” ujar Anggota Komisi II DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) Hj Darmawati di Sampit, Sabtu (1/4/2023).
Selama bulan Ramadan, sangat mudah menemukan kue, makanan dan minuman khas berbuka puasa di pinggir-pinggir jalan. Apalagi di Kota Sampit sudah buka pasar Ramadan yang menjual berbagai macam takjil. Namun, masyarakat sebagai konsumen patut berhati-hati dengan yang mengandung formalin, boraks atau bahan berbahaya lainnya yang sudah tidak layak alias kedaluarsa. Karena akhirnya kue atau makanan itu malah menjadi racun.
“Memang agak sulit kalau masyarakat mencari tahu. Tapi, bisa saja kalau kita teliti, cek dahulu makanannya berbau tidak sedap atau bagaimana. Atau dari warnanya juga bisa kelihatan pewarna yang digunakan aman atau tidak,” jelasnya.
Darmawati juga mengimbau agar Pemerintah Daerah dan pihak Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) bisa bertindak tegas. Tingkatkan pengawasan di pasar-pasar tradisional hingga ritel atau toko modern seperti minimarket dan lainnya dengan melakukan sampling. Kalau ketahuan ada jualan makanan yang mengandung bahan berbahaya, langsung ditindak.
“Kita tahu, saat Ramadan ini permintaan produk olahan pangan sangat banyak. Maka itu, sudah seyogyanya pemerintah juga memastikan agar masyarakat tidak memilih produk yang tidak memenuhi syarat konsumsi. Jangan sampai terjadi keracunan kue atau makanan ini terulang lagi,” ucapnya.
Dia mencontohkan, baru-baru ini di Kota Sampit, ada beberapa warga Kota Sampit yang keracunan usai menyantap kue ipau (kue basah) yang dibeli untuk berbuka puasa. Maka dari itu, pihak-pihak terkait mulai dari BPOM, Disperdagin dan intansi terkait lainnya, segera turun ke lapangan guna mengecek semua toko di Kotim untuk memastikan apakah ada yang menjual bahan membuat kue atau makanan yang sudah kedaluarsa.
“Ini saya sangat prihatin atas adanya warga yang keracunan kue ipau itu. Bahkan kabarnya ada yang meninggal dunia, saya sangat prihatin dan turut berduka cita,” tutur Darmawati. (ya/red1)
Komentar