oleh

Mahasiswa KKN-T UPR Belajar Mengolah Gula Merah

PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Banyak kreativitas dan inovasi untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, terus dilakukan mahasiswa, terlebih saat melaksanakan tugas Kuliah Karya Nyata (KKN) di tengah-tengah masyarakat.

Hal inilah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa Universitas Palangka Raya (UPR) dalam KKN-Tematik Mandiri. Salah satunya membantu pengolahan dan pengemasan gula merah dari air nira kelapa. Aktivitas para mahasiswa ini mereka lakukan di kediaman seorang warga di Desa Basawang, Kampung Jawa, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok mahasiswa putra dan putri sebanyak 14 orang ini selama satu bulan mulai 1-31 Agustus 2022 tersebut, banyak mendapatkan manfaat baik untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) maupun dari sisi ilmu pengetahuan.

Foto: Ist

Menurut Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Saulim DT H MPd, para peserta KKN-T UPR ini juga diajarkan untuk bekerja sama dalam menimba ilmu di lapangan. Hal itu sangat berguna untuk bekal tugas yang diberikan.

Baca Juga :  Koramil 03 Muara Teweh Bagikan Masker

“Kegiatan kelompok mahasiswa KKN ini terus kami pantau langsung. Tugas di masyarakat ini bagian dari KKN-T Mandiri UPR, salah satunya yang diikuti oleh kelompok mahasiswa di Desa Basawang, yakni membantu sekaligus belajar tata cara pengolahan hingga pengemasan gula merah dari kelapa,” ungkapnya.

Bahrianur, salah seorang mahasiswa peserta KKN ini saat ditemui ketika kembali ke kampus, Senin (20/9/2022), mengatakan, ilmu yang mereka dapatkan ketika berada di lingkungan masyarakat tersebut menjadi bekal dalam menuntut ilmu, melaksanakan tugas belajar serta memahami kondisi sosial dan UMKM di masyarakat. “Selama melaksanakan KKN, kami banyak belajar, dan ini luar biasa,” katanya.

Dikatakan, pihaknya melaksanakan KKN tersebut di rumah warga bernama Jupriadi. Di rumah itu, Jupriadi bersama istrinya mengolah gula merah yang terbuat dari air nira kelapa. Hasil olahan itu kemudian dijual ke pasar di Pasar Samuda, Kabupaten Kotim.

Baca Juga :  PBS Wajib Jaga Kelestarian Lingkungan dan Ekosistem
Foto: Ist

Pihaknya belajar bagaimana cara mengolah gula merah, dan mengikuti setiap langkah yang diajarkan oleh Jupriadi bersama istrinya. Mulai dari mencari batok kelapa di Desa Basawang, dan keperluan lainnya. Setelah itu, semua bahannya dibawa ke rumah untuk diolah sesuai arah Jupriadi dan istrinya.

Bahrianur yang akrab disapa Nunuy, warga asli Sampit, Kotim ini menceritakan, langkah yang diajarkan untuk membuat gula merah itu dimulai dengan mengambil dan mengumpulkan air nira kelapa, kemudian dimasak di atas tungku api dan dicampur dengan kapur gimpang. Proses pemasakannya kurang lebih sekitar 5 jam. Setelah itu, dibuat di batok kelapa dan dari kayu yang sudah dibentuk menjadi bulat yang sudah disiapkan. Selanjutnya dikeringkan di tempat yang sudah disiapkan.

Ketika sudah mengeras, gula merah yang sudah jadi itu dilepas dari tuangannya, kemudian dimasukkan ke bungkusan atau dikemas dan dipasang label bernama “Gula Merah Kelapa Sumber Manis Khas Desa Basawang”. Setelah semua selesai dikemas, gula merah itu siap diantar ke langganan dan dijual ke Pasar Samuda dengan harga satuan berkisar Rp1.800 sampai Rp2.500 per batok atau satu biji.

Baca Juga :  Legislator Mura Ingatkan Penggunaan Dana Desa Fokus Kepentingan Masyarakat

“Total waktu pengolahan gula merah kelapa itu sekitar sembilan jam. Untuk pendapatan petani atau pengolah gula merah ini dalam sehari bisa mencapai 10 kilogram sampai 15 kilogram per hari,” pungkas Nunuy seraya mengaku merasa ada kebanggaan usai melaksanakan KKN.

Senada disampaikan Wensi, yang juga peserra KKN-T Mandiri tersebut. Mahasiswi itu mengaku gembira dan senang bisa mengikuti berbagai proses pembelajaran di masyarakat, termasuk bagaimana membuat dan mencari bahan baku gula merah kelapa hingga selesai.

“Tentu pengalaman ini menjadi bagian ilmu yang bermanfaat sekaligus melaksanakan tugas-tugas kuliah. Kami senang dan gembira ya, kami bisa langsung bersama warga, bisa langsung berinteraksi dan melihat langsung hasil UMKM di Desa Basawang,” tutur Wensi. (nl/red1)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BACA JUGA