PALANGKA RAYA, inikalteng.com – Ketua Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Nenie A Lambung mengatakan, untuk menyukseskan terlaksananya program ‘Smart Economy’ diperlukan dukungan dan peningkatan pembangunan pasar tradisional.
“Pasar tradisional dapat memperkuat sektor ekonomi, karena daya beli masyarakat. Tapi salah satu yang menjadi kendala yakni masih adanya pasar tradisional yang fasilitasnya perlu ditingkatkan,” ungkap Nenie, Minggu (02/06/2024) di Palangka Raya.
Tak dipungkiri lanjut dia, masih ada pasar tradisional, khususnya di Kota Palangka Raya yang dalam kondisi sepi pembeli. Terlebih banyak blok-blok yang tersedia di pasar tidak diisi oleh pedagang sehingga membuat aktivitas perdagangan menjadi tidak menggeliat.
Kondisi tersebut salah satu faktor yang membuat pasar menjadi terkesan sepi dari pembeli. Belum lagi fasilitasnya yang kurang memadai, sehingga pembeli jadi enggan untuk berbelanja di pasar tradisional.
“Terlebih fasilitas pasar tradisional yang tidak didukung dengan pengelolaan sistem pembuangan air dan pengelolaan limbah pasar yang baik, maka menjadi indikator sepinya pengunjung pasar tradisional tersebut,” tukas Nenie.
Apabila hal itu dibiarkan berlarut-larut lanjut dia, tentu masyarakat yang berbelanja akan merasa malas datang ke pasar tradisional, karena bau menyengat akibat pembuangan limbah yang tak terawat.
Terlepas dari itu harus disadari ungkap Nenie, pasar merupakan salah satu tempat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Maka dari itu pasar harus ditunjang dengan fasilitas pendukung yang baik, sehingga masyarakat merasa nyaman untuk berbelanja.
“Saya rasa penting pemerintah daerah untuk memaksimalkan memanfaatkan program nasional, atau menyisihkan anggaran yang ada saat ini untuk melakukan pembenahan, sehingga pasar tradisional bisa menggeliat, dan pengunjung kembali memenuhi pasar,” pungkasnya.
Editor : Yohanes Frans Dodie
Komentar